Habibie Girang Bisa Lihat Langsung Trofi Piala Dunia
Muslim Habibie merasa beruntung bisa melihat langsung trofi Piala Dunia.
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muslim Habibie merasa beruntung bisa melihat langsung trofi Piala Dunia.
Pemuda berumur 17 tahun berkesempatan melihat dari dekat, trofi yang terbuat dari emas padat 18 karat, saat berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2014) sekitar pukul 10.00 WIB.
PT Coca Cola Indonesia memberikan kesempatan kepada Habibie, karena dia merupakan kapten tim dari SMA 8 Kediri, saat berhasil meraih gelar juara Piala Coca-Cola 2012. Turnamen ini melibatkan para pelajar SMA di berbagai penjuru Indonesia.
“Saya tidak percaya ditunjuk sebagai orang yang melihat trofi Piala Dunia. Kesempatan ini tidak dapat dilupakan. Kado terindah yang saya dapatkan jelang hari ulang tahun. Ulang tahun saya pada 14 Januari,” ujar Habibie saat diwawancara di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Muslim Habibie tak seorang diri melihat Trofi Piala Dunia, ia ditemani Bambang Drajad, pelatihnya, saat meraih gelar juara Piala Coca-Cola 2012. Keduanya masuk ke dalam pesawat yang diparkir di Bandara Halim Perdanakusuma.
Anak kedua dari dua bersaudara, mengaku mendapatkan kesempatan selama 7-10 menit untuk berada di dalam pesawat, dan melihat dari dekat Trofi Piala Dunia. Di dalam pesawat, mereka bertemu Dwight Yorke, yang mendapatkan tugas sebagai Duta ‘FIFA World Cup Trophy Tour 2014’.
“Di dalam pesawat, saya sempat berbicara kepada Dwight Yorke. Dia memberikan saya motivasi untuk menjadi pesepak bola profesional. Di kesempatan itu, saya menyempatkan mencium dan menyentuh trofi dari dekat. Sayang, trofi dilindungi kaca transparan,” ungkapnya.
Pengalaman berharga mendapatkan kesempatan melihat Trofi Piala Dunia, merupakan momen yang tak bisa dilupakan Habibie. Dia punya mimpi suatu saat dapat mengangkat dan membawa trofi yang memiliki tinggi 36,8 sentimeter dengan berat 6,175 kilogram, ke Indonesia.
Saat ini, Muslim Habibie tengah meniti karier sepak bola di klub Divisi Satu, Persedikab Kediri. Dalam bermain bola, dia mengaku, terinspirasi Andres Iniesta.
Gelandang Timnas Spanyol merupakan pemain yang mencetak gol semata wayang, saat tim Matador mengalahkan Belanda di final Piala Dunia 2010. Itu merupakan gelar pertama Spanyol di ajang sebesar Piala Dunia.
“Saya ingin seperti Andres Iniesta yang mengangkat trofi Piala Dunia pada 2010. Saya termotivasi untuk menjadi lebih baik. Sebagai langkah awal, saya ingin bermain membela Arema Cronus atau Persebaya Surabaya di kompetisi Indonesia Super League,” harapnya.
Bagi Indonesia, ini merupakan kali kedua trofi Piala Dunia berada di Tanah Air. Sebelumnya pada 2010, jelang Piala Dunia Afrika Selatan, Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai negara tujuan dalam tur keliling dunia. (*)