Dokter Timnas U-19 Sayangkan Ketidakterbukaan Pemain Soal Cedera
Pemain cenderung merahasiakan persoalan terutama cedera. Seharusnya, hal itu dikomunikasikan dengan tim dokter atau fisioterapis.
Penulis: Eko Priyono
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Dokter senior Syarif Alwi Maruapey menyayangkan sikap rata-rata pesepak bola di Indonesia yang tidak berani jujur mengungkap kondisinya sendiri.
Mereka cenderung merahasiakan persoalan terutama cedera. Seharusnya, hal itu dikomunikasikan dengan tim dokter atau fisioterapis bukan ditutup rapat-rapat.
"Pemain harus sadar kondisinya sendiri. Jadi jangan menganggap dokter itu ada hanya untuk mengobati yang sakit. Sebenarnya peran dokter juga mencegah agar pemain tidak sakit dan bagaimana pemain itu bisa tampil lebih maksimal. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan. Kuncinya membiasakan seorang pemain disiplin," tambah Syarif yang masih aktif mengenjot sepeda di area Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, ini.
Pandangan itu diperoleh berdasarkan pengalamannya. Sebagai atlet, pria yang kini menjabat dokter timnas Indonesia pernah menyabet gelar juara tinju seleksi tim Sulawesi Selatan pra-PON tahun 1977 kelas ringan.
Sebagai pelatih, Syarif tercatat menjadi pelatih balap sepeda provinsi Kalimantan Timur (1982-1985), dokter tim Persiba Balikpapan (1982-1985), dokter PB IPSI (1991-2007), hingga dokter PB Pertina (2008-2011).