Kekasih Lavezzi Berburu Fesyen di Gang Paris
Menetap di Paris menjadi pilihan yang cukup sulit bagi pasangan Ezequiel Lavezzi, bernama Yanina Screpante.
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi
TRIBUNNEWS.COM - Menetap di Paris menjadi pilihan yang cukup sulit bagi pasangan Ezequiel Lavezzi, bernama Yanina Screpante. Hebatnya, sampai saat ini ia rela kehilangan pekerjaan penting, yang sebenarnya terbilang menantang. Sayang, pilihan itu hanya ada di Argentina. Karena itulah, Yanina lebih menikmati suasana kebersamaan dengan sang kekasih, dan hanya dalam momen-momen tertentu saja memutuskan untuk pulang kampung.
Sudah hampir dua tahun, ternyata semuanya berubah. Yanina mengakui, kini ia jusru berharap Lavezzi bisa terus berkarier di negeri penghasil anggur tersebut, dalam rentang waktu yang lebih lama lagi. Penyebabnya, ia mengaku sudah jatuh hati pada Paris!
"Kota ini ternyata sangat istimewa, dan saya baru menyadari itu tatkala pergantian tahun kemarin. Saya mendapatkan suasana yang tak ada di kota besar lainnya. Tidak hanya fesyen saja, tapi ragam gaya hidup juga menjadi area yang sangat menyenangkan," tutur Yanina.
Wanita berusia 30 tahun ini mengaku sudah tahu banyak hal tentang bagaimana berburu busana-busana terbaru, ataupun karya kreasi seni teranyar yang sebenarnya belum ada di galeri. "Dan itulah yang membuatku semakin jatuh cinta pada Paris. Kota ini teramat istimewa untuk ditinggalkan begitu saja. Banyak hal yang menjadi magnet, dan bagiku fesyen adalah yang palign besar," tukas Yanina.
Saban akhir pekan, di saat Lavezzi harus bertanding bareng rekan-rekannya di Ligue 1 ataupun Piala Liga Perancis, Yanina lebih memilih untuk berjalan menyusuri kota Paris. Ada saja yang ditemukan wanita penggemar Lionel Messi tersebut, saat berjalan sendiri. "Saya pernah menemukan satu gang yang dipenuhi fesyen berkualitas, meski katanya hasil gagal dari pabrik, dan siap dimusnahkan. Seolah kalap, saya langsung memborong, dan kemudian dijahit kembali dengan tambahan pola sendiri," kata Yaninas.
Beberapa ide segar pun bermunculan, terutama yang berkaitan dengan dunia fesyen. Ia meyakini, Paris masih menjadi kiblat perkembangan dan percepatan dunia mode, yang harus segera menjawab tantangan permintaan konsumens.
"Saya pasti akan mengaplikasikan pengalamanku di Paris saat kembali nanti ke Buenos Aires. Di sana, saya akan membuat beberapa paduan butik, dengan dasar rancangan dari apa yang kubawa sejak berada di Pariss," tutur Yanina, yang akhir-akhir ini memutuskan untuk tak memilah-milah lagi makanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.