Prediksi Arab Saudi vs Indonesia
Dari tujuh pertemuan dengan Arab Saudi, tim merah putih tercatat enam kali kalah, dan hanya sekali seri.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ravianto
Live on RCTI
Kamis (6/3) Pukul 00.30 WIB
TRIBUNNEWS.COM, DAMMAM - ALFRED Riedl percaya pada keajaiban. Namun, pelatih timnas Indonesia ini meyakini keajaiban hanya bisa dipetik lewat perjuangan maksimal. Keajaiban itulah yang ingin diciptakannya saat Indonesia menantang Arab Saudi pada laga terakhir grup C kualifikasi Piala Asia 2015 di di stadion Prince Mohamed bin Fahd, Dammam, Kamis (6/3) dini hari.
Pada laga pertama di Jakarta, tim Merah Putih kalah 1-2. Laga ini sendiri sudah tak menentukan karena Indonesia dipastikan tersingkir, sedang Arab sudah pasti lolos. Kendati tak berpengaruh lagi, Riedl menegaskan para pemain harus mengeluarkan 200 persen kemampuan untuk mendapatkan keajaiban mengalahkan Arab demi menjaga martabat bangsa.
"Jika sebuah tim mengeluarkan 100 persen kemampuan mereka, maka para pemain akan memiliki keuntungan di kandang sendiri. Jika sebuah tim mengeluarkan 200 persen kemampuannya, mungkin mereka akan mendapat sedikit keajaiban di kandang lawan," ujar Riedl.
Harus diakui, Indonesia memang bukan tandingan Arab Saudi. Tim Merah putih saat ini terpuruk di posisi juru kuci grup C dengan hanya meraih satu poin dari lima kali bertanding dengan rekor gol 2-7. Arab Saudi superior bertengger di peringkat puncak 13 poin hasil empat kemenangan dan sekali seri. Rekor gol mereka 8-2. Dari tujuh pertemuan dengan Arab Saudi, tim merah putih tercatat enam kali kalah, dan hanya sekali seri.
Selama pemusatan pelatihan di Karawaci, Tangerang, Riedl sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi permainan Arab Saudi. Ia mengakui keunggulan kualitas, teknik, dan postur pemain Arab Saudi yang lebih tinggi dari pemain Indonesia. Oleh karena itu, Riedl akan mengandalkan permainan umpan pendek yang dialirkan secara cepat dengan sedikit sentuhan.
"Kami sudah berlatih mengenai simulasi strategi yang akan digunakan pada pertandingan nanti. Kami juga tidak akan mengalami masalah dengan situasi karena kami bermain pada malam hari," tutur gelandang Ahmad Bustomi.
"Saya sangat senang bisa diberi kepercayaan dipanggil kembali ke tim nasional. Kami yakin bisa tampil maksimal saat melawan Arab. Semoga saya bisa mencetak gol untuk tim ini," ujar penyerang Arema Cronus tersebut.
Melawan Arab Saudi, Riedl membawa sejumlah pemain senior yang sempat lama memperkuat tim nasional. Mereka di antaranya adalah Cristian Gonzales, Firman Utina, Hamka Hamzah, dan M. Ridwan.
Pemain-pemain berpengalaman tersebut akan dikombinasikan dengan pemain-pemain seperti Alfin Tuasalamony, Manahati Lestusen, Irsyad Maulana, dan I Gede Sukadana. Laga melawan Arab Saudi dapat menjadi kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kepantasan membela tim senior Indonesia. "Saya sedikit minder karena saya masih muda, tapi saya berharap di Arab Saudi bisa bermain dan menunjukkan kepada pelatih kalau saya memiliki peluang," tegas Alfin.
"Kita bawa nama negara, kita harus kerja keras untuk dapat hasil yang bagus. Kita harus tampil berani saat melawan mereka di kandang mereka. Memang kita sudah pasti tidak lolos, tapi gengsi harus tetap kita jaga," ujar bek Victor Igbonefo.
Cuaca panas dikabarkan juga menjadi kendala nonteknis yang harus dihadapi. Namun Riedl menjelaskan kalau anak asuhnya tidak akan mengeluh mengenai cuaca di Arab Saudi. Menurutnya, ada beberapa daerah di Indonesia yang mempunyai iklim hampir serupa dengan di Arab Saudi.
"Soal cuaca, kami tidak akan mengeluh soal itu. Cuaca di Arab Saudi hampir sama dengan beberapa daerah di Indonesia. Lagi pula kami bermain malam," kata Riedl.
Kendati jauh lebih diunggulkan, namun tuan rumah yang dibesut arsitek asal Brasil, Lopez Caro, tak mau memandang enteng tim merah putih. Mereka mewaspadai spirit Indonesia untuk meraih hasil positif di Dammam.
Direktur tim nasional Arab Saudi, Zaki, mewanti-wanti pasukannya untuk tidak memandang remeh Indonesia. Zaki menilai Cristian Gonzalez cs punya kemampuan untuk memberikan kejutan, seperti yang dilakukan saat menahan imbang Cina 1-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Oktober 2013 dalam grup C babak kualifikasi Piala Asia 2015.
"Jika kamu memahami sepak bola dengan cara seperti ini, maka percayalah target bisa gagal dicapai. Tidak ada tim yang tidak menghormati lawan. Mengatakan berapa banyak gol, bisa menjadi kontra-produktif," ujar Zaki seperti dilansir dari situs Okaz.
"Jika saya melihat hasil pertandingan timnas Indonesia, mereka mampu mendapatkan satu angka dari Cina. Ini indikasi bahwa apabila tidak bermain baik, maka akan kehilangan poin," imbuh Zaki. (Tribunnews/deo)