Ajax Amsterdam ke Indonesia, Nostalgia Djohar Arifin
Ini merupakan kedua kalinya de Godenzonen menjalani tur ke tanah air setelah yang pertama pada Juni 1975.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Klub raksasa asal Belanda, Ajax Amsterdam, melakukan kunjungan ke Indonesia pada 9-17 Mei mendatang. Ini merupakan kedua kalinya de Godenzonen menjalani tur ke tanah air setelah yang pertama pada Juni 1975.
Pada waktu itu, kedatangan Ajax Amsterdam ke Indonesia adalah untuk menjalani pertandingan segitiga di Stadion Utama, Senayan, Jakarta. Pertandingan tersebut mempertemukan Manchester United, Ajax Amsterdam, dan timnas Indonesia.
De Godenzonen, julukan Ajax Amsterdam tampil perkasa dengan mengalahkan Manchester United 3-2 dan Indonesia Tamtama 4-1. Sementara, laga lainnya, Indonesia Tamtama berbagi hasil imbang 0-0 atas Manchester United.
Kemudian, Ajax Amsterdam melakukan tur keliling Indonesia dengan bertanding melawan tim-tim, seperti PSSI Wilayah 1 (PSMS Medan), Persija Jakarta, dan Persebaya Surabaya.
Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengenang apa yang terjadi 39 tahun silam. De Godenzonen, merupakan salah satu klub besar Eropa. Ajax secara berturut-turut berhasil meraih tiga gelar juara Liga Champions musim 1971, 1972, dan 1973.
Pria berusia 63 tahun menjadi salah satu saksi kedatangan Ajax.. Yakni saat Ajax bertandang ke Stadion Teladan Medan untuk melawan PSSI Wilayah I. PSSI Wilayah I yang mayoritas dihuni pemain PSMS Medan berhasil menang 4-2.
Klub berjuluk Ayam Kinantan waktu itu dilatih Zulkarnaen Nasution. PSMS diperkuat para pemain, seperti Parlian Siagian, Pasaribu, Tumsila, Yuswardi, Pariman, Taufik Lubis dan Suparjo.
“Saya bagian dari tim PSMS. Ketika itu, saya berusia 24 tahun. Kami menang 4-2. Kami bermain rapat dengan tekanan satu-dua dan berjuang keras. Mereka marah karena kalah, sehingga tidak ada yang bertukar jersey,” kenang Djohar kepada tribunnews.com.
Pria yang pernah menjalankan tugas sebagai wasit mengaku tidak menyimpan foto ataupun jersey pemain dari laga melawan Ajax. Dia hanya bisa bercerita bahwa klub kebanggaan masyarakat Medan mampu menaklukkan juara Eropa.
Djohar Arifin menggambarkan, suasana di stadion Teladan ketika itu sangat luar biasa. Bahkan tempat duduk di tribun penonton tidak mencukupi sehingga terpaksa menyaksikan laga dari sisi lapangan.
“Penonton banyak yang datang ke stadion, karena kami melawan klub asal Belanda. Mereka menganggap semua orang Belanda penjajah. Hasilnya, jumlah penontonnya sangat luar biasa banyaknya,” ujar Djohar.
Selanjutnya, Ajax bertanding melawan Persija di Stadion Utama, Senayan, Jakarta. Macan Kemayoran sempat unggul terlebih dahulu melalui Risdianto. Sebelum akhirnya Johnny Rep mencetak gol untuk menyamakan kedudukan.
Pada pertandingan terakhir, Ajax bertandang melawan Persebaya di Stadion Gelora 10 November. De Godenzonen meraih kemenangan 3-2 atas Bajul Ijo. Berselang 39 tahun kemudian, tepatnya pada Mei 2014, de Amsterdammers kembali ke tanah air.
Selama berada di Indonesia, Ajax menjalani dua laga uji coba. Pertandingan pertama menghadapi Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 11 Mei. Berselang tiga hari kemudian, Ajax melawan Persib Bandung di Si Jalak Harupat.