TRIBUNNEWS.COM - Bagi kapten Hull City Curtis Davies, final Piala FA musim ini adalah segalanya. Ia pun bersiap menghalalkan segala cara, termasuk jika harus bermain kotor untuk memenangi final di Stadion Wembley tersebut.

Ia ingin meniru gaya permainan pelatihnya Steve Bruce yang dikenal sebagai bek tanpa kenal kompromi. Davies masih berusia lima tahun ketia Bruce mengangkat trofi Piala FA pertamanya melawan Crystal Palace. Davies pun sejak kecil mengidolakan Manchester Unites, tempat Bruce bermain.

Davies tahu persis Arsenal diunggulkan tapi ia memastikan Hull tidak akan menyerah begitu saja. Ia kemudian merujuk pengalaman Wigan yang menjadi juara Piala FA musim lalu dengan mengalahkan Manchester City.

"Kami harus fokus dan mencoba mencetak gol lebih dulu. Setelah itu kami akan melakukan segalanya untuk mempertahankan kemenangan. Saya sangat ingat ketika Bruce bertandem dengan Gary Pallister mempertahankan keunggulan. Mereka bermain tanpa kompromi dan itu yang akan kami lakukan," kata Davies.

Pemain berusia 29 tahun ini memang menjadi pemain kunci Hull musim ini. Berstatus sebagai tim promomsi, Hull tidak hanya memastikan bertahan di Liga Inggris musim depan tapi juga mencapai final Piala FA. Ia pun tidak ingin melepas begitu saja peluang besar yang ada di depan mata. Menurutnya kesempatan bermain di final adalah sangat langka.

Bagi Davies memenangi Piala FA adalah capaian tertinggi sepanjang kariernya. Sejauh ini capaian terbaiknya adalah memenangi League One bersama Luton.

"Saya percaya bahwa menjadi juara League One bersama Luton adalah capaian terbaik saya, tapi kini saya berada di final Piala FA dan saya ingin menjadi juara. Jika Anda menjadi juara, tampil di final tidak ada artinya," katanya.


Baca di Koran Super Ball, Sabtu (17/5/2014)