Kamerun vs Meksiko, Menghapus Mimpi Buruk
Beberapa kontestan putaran final Piala Dunia 2014 memiliki kenangan buruk, yang membuat mereka dianggap minor.
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa kontestan putaran final Piala Dunia 2014 memiliki kenangan buruk, yang membuat mereka dianggap minor. Tak heran, di Brasil kali ini, mereka tak ingin mengulangi pengalaman tersebut.
Itulah janji yang kini bergelayut di pundak para pemain Kamerun dan Meksiko, saat kedua tim bentrok pada laga perdana Grup A, di Arena das Dunas, Natal, Jumat (13/6).
Meksiko misalnya, mereka tercatat sebagai satu-satunya partisipan yang memiliki catatan terbanyak dalam urusan kekalahan. Total, sepanjang keikutsertaan di ajang empat tahunan tersebut, negeri Sombrero ini sudah takluk sebanyak 24 kali.
Statistik tersebut menjadi 'horor' tersendiri bagi armada Meksiko, karena raihan tertinggi mereka sejak bergabung pada 1930 hanya dua kali berstatus perempatfinalis. Itupun terjadi saat menjadi tuan rumah edisi 1970 dan 1986. Dalam lima penampilan terakhir di Piala Dunia, Meksiko selalu tersingkir di babak 16 besar. Pada Piala Dunia 2006 Jerman dan 2010 Afrika Selatan, mereka selalu kalah dari Argentina.
Fakta lain yang membuat kubu Meksiko tak nyaman adalah ketidakmampuan mereka untuk menaklukkan wakil Afrika setiap kali bersua di Piala Dunia. Meksiko hanya sanggup meraih dua seri dan sekali kalah. Hal inilah yang membuat Pelatih Miguel Herrera menyatakan 'siaga satu' agar timnya tak tersandung, meski secara kolektivitas mereka bisa unggul.
"Pertandingan pembuka selalu menegangkan. Kami memiliki masa persiapan yang sebenarnya cukup bagus. Tapi semuanya bisa buyar karena ini partai pertama, yang semuanya serba perdana. Jadi, kami harus memaksimalkan waktu sejak menit awal, dan berharap tak ada kesalahan seperti apa yang kami tunjukkan saat bersua Portugal, pada laga persahabatan, beberapa waktu lalu," ucap Herrera, di situs federasi sepak bola Meksiko, kemarin.
Kekhawatiran kubu Meksiko juga sama dengan apa yang menyelimuti Kamerun. Apalagi Samuel Eto'o dkk juga mendapat modal yang tak bagus. Setidaknya, dari sisi sejarah, mereka hanya mampu menang sekali dalam 13 partai terakhir d Piala Dunia, yakni saat unggul 1-0 atas Arab Saudi pada 2002 di Korea-Jepang.
Selebihnya ada empat seri dan delapan kekalahan. Sang wakil Afrika berharap memori suram tak pernah menang di laga pembuka dalam empat Piala Dunia terakhir, tidak terulang kembali.
Kenyataan tersebut ditambah dengan kondisi tak menyenangkan di masa persiapan. Mereka nyaris tak berangkat karena para pemain ingin mendapatkan bonus yang memadai. Dua aktor utama rencana pemogokan, Samuel Eto'o dan Alex Song, tak mungkin dibuang begitu saja.
Walhasil, keberangkatan mereka ke Brasil dianggap bukan karena rasa nasionalisme yang tinggi, melainkan murni magnet uang. "Itu tak bisa dipungkiri. Namun, apapun itu, kami sudah siap untuk memberikan yang terbaik. Saya sudah berbicara pada beberapa pemain, dan mereka sepakat untuk berkonsentrasi penuh menghadapi semua kemungkinan. Tiga angka tetap menjadi incaran utama," tutur Volker Finke, arsitek Kamerun, di FIFA.com.
Harapan Kamerun untuk mendapatkan hasil maksimal tetap terbuka. Setidaknya, lawan mereka tengah berusaha menghapus rentetan hasil buruk di pertandingan uji coba menjelang Piala Dunia. Jelang pembuka, Pelatih Miguel Herrera dihadapkan dengan penampilan kurang cemerlang barisan depannya. Bosnia dan Portugal telah membuat Meksiko harus membayar mahal dengan kekalahan kembar 0 1.
Giovani dos Santos dan Oribe Peralta, sebagai duo bomber utama diharapkan bisa mengoyak gawang lawan. Namun jangan salah, Samuel Eto'o, Pierre Webó dan Benjamin Moukandjo, akan menjadi teror berbahaya bagi Rafael Marquez dkk.
Sebelumnya, Herrera sudah membocorkan bahwa starting XI melawan Portugal akan kembali diulang El Tri di partai pembuka. Namun urusan penjaga gawang, ia akan tetap memilih Guillermo Ochoa yang di laga sebelumnya bermain di 45 menit kedua. Meksiko berkepentingan untuk menggebuk Kamerun karena dua lawan berikutnya, Brasil dan Kroasia bakal lebih tangguh.
Samuel Eto'o dkk. dalam konsentrasi tinggi. Kemenangan 1 0 atas Moldova sudah cukup membangkitkan motivasi tim yang nyaris batal berangkat ke Piala Dunia. Gelandang asal Rennes, Jean Makoun berjanji timnya tetap bermain frontal, dengan mengincar sisi sayap. Ia menyadari, lini tersebut menjadi kekuatan inti Meksiko.
"Tapi saya pikir justru di situlah kelemahan mereka. Mungkin saya hanya berteori saja, tapi setidaknya itu yang akan kami lakukan di lapangan," tuturnya.