Gilas Yunani, Kolombia Kembali dengan Rekor
Kemenangan 3-0 atas Yunani pada laga grup C di Estadio Mineirao menjadi rekor tersendiri bagi Kolombia
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BELO HORIZONTE – Kolombia menandai penampilan kembali mereka di Piala Dunia 2014 dengan rekor. Kemenangan 3-0 atas Yunani pada laga grup C di Estadio Mineirao, Minggu (15/6/2014) menjadi rekor tersendiri bagi Kolombia, khususnya di Piala Dunia.
Kolombia terakhir kali tampil di Piala Dunia pada 1998. Ketika itu langkah mereka terhenti pada babak grup. Setelah 16 tahun, Kolombia menandai penampilan kembali mereka di pesta sepak bola terbesar di dunia dengan sebuah kemenangan yang bersejarah.
Kemenangan 3-0 atas Yunani menjadi kemenangan terbesar yang pernah diraih Kolombia di Piala Dunia. Sebelumnya kemenangan terbesar Los Cafeteros di Piala Dunia adalah 2-0. Kemenangan dengan skor itu terjadi ketika mereka menghadapi Uni Emirat Arab (1990) dan Swiss (1994).
Tiga gol tanpa balas ini juga menjadi catatan tersendiri bagi sejarah penampilan Kolombia di Piala Dunia. Sebelum kemenangan ini Kolombia baru sekali mencetak lebih dari dua gol ke gawang lawan. Kolombia pernah bermain imbang 4-4 dengan Uni Soviet pada 1962.
Kolombia menandai penampilan kembali mereka dengan gol cepat Pablo Armero ketika pertandingan baru berjalan lima menit. Gol Armero tercipta melalui sontekan kaki kanan dari dalam kotak penalti. Pemain Napoli itu menuntaskan umpan tarik datar Juan Cuadrado dari area kiri pertahanan Yunani.
Tendangan Armero meluncur datar tidak terlalu kencang, namun mengenai kaki Kostas Manolas. Kiper Orstis Karnezis terkecoh karena laju bola berubah, dan terlambat untuk menangkap bola yang meluncur pelan ke dalam gawangnya.
Gol Armero menjadi catatan dalam sejarah persepakbolaan Kolombia. Gol ini merupakan gol pertama yang dicetak Kolombia di Piala Dunia pada abad ke-21. Kolombia terakhir kali berpartisipasi di Piala Dunia pada 1998. Oleh karena itu, gol terakhir yang dicetak Kolombia pada Piala Dunia dicetak oleh Leider Preciado. Ketika itu Preciado menjebol gawang Tunisia.
Data dari Infostrada menyebutkan gol tersebut menjadi gol tercepat yang pernah dicetak tim nasional Kolombia di ajang Piala Dunia. Gol Armero mematahkan rekor gol tercepat Kolombia yang sebelumnya dicetak oleh Francisco Zuluaga ke gawang Uruguay pada 30 Mei 1962. Ketika itu Zuluaga menjebol gawang Uruguay ketika pertandingan berjalan 19 menit.
Teofilo Gutierez menggandakan keunggulan Kolombia menjadi 2-0 pada menit ke-58. Gol penyerang River Plate itu tercipta setelah meneruskan sontekan Abel Aguilar di mulut gawang. Tendangan penjuru James Rodriguez sempat disontek Aguilar, namun bola gagal mengarah tepat ke gawang. Teo yang tidak terkawal di mulut gawang tanpa kesulitan membelokkan bola ke gawang dengan kaki kirinya.
Gempuran Kolombia tidak mengendur hingga injury time. Skuat asuhan Jose Pekerman akhirnya memperbesar keunggulan pada menit ke-93 melalui tendangan James Rodriguez dari dalam kotak penalti. Umpan cantik Cuadrado dituntaskan Rodriguez dengan sepakan terukur.
Atas kemenangan ini Kolombia berhak memimpin klasemen sementara grup C dengan raihan tiga angka. Hingga berita ini diturunkan Kolombia mengumpulkan tiga angka. Dua kontestan lainnya, Pantai Gading dan Jepang baru akan bertanding pada Minggu pukul 08.00 WIB. Bagi Yunani, kekalahan ini membuat mereka sementara terdampar di posisi juru kunci grup C.
Susunan pemain
Kolombia: 1-David Ospina, 18-Camilo Zuniga, 2-Cristian Zapata, 3-Mario Yepes, 7-Pablo Armero (4-Santiago Arias 74); 8-Abel Aguilar (15-Alexander Mejia 69), 6-Carlos Sanchez; 11-Juan Cuadrado, 10-James Rodriguez, 9-Teofilo Gutierrez (21-Jackson Martinez 76); 14-Victor Ibarbo
Pelatih: Jose Pekerman
Yunani: 1-Orestis Karnezis, 4-Kostas Manolas, 15-Vassilis Torosidis, 19-Sokratis papastathopoulos, 20-Jose Holebas; 21-Kostas Katsouranis, 8-Panagiotis Kone (10-Giorgios Karagounis 78), 2-Giannis Maniatis; 7-Giorgios Samaras, 17-Theofanis Gekas (9-Kostas Mitroglou 64), 14-Dimitris Salpingidis (18-Ioannis Fetfatzidis 57)
Pelatih: Fernando Santos
Wasit: Mark Geiger (Amerika Serikat)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.