Michael Bradley: Sepakbola Kadang Kejam Padahal Saya Bermain Baik
Menjadi biang keladi kegagalan tim membukukan kemenangan adalah hal yang paling dihindari oleh semua pesepak bola
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Menjadi biang keladi kegagalan tim membukukan kemenangan adalah hal yang paling dihindari oleh semua pesepak bola. Namun apa jadinya bila seorang pemain harus ketiban sial melakukan dosa tersebut? Sudah tentu cemoohan akan datang dari berbagai penjuru.
Gelandang tim nasional Amerika Serikat, Michael Bradley, mengalaminya. Tidak tanggung-tanggung, pemain berusia 26 tahun itu membuat dua kesalahan yang membuyarkan kemenangan timnya dalam laga versus Portugal, Minggu (22/6).
Kesalahan pertama terjadi di menit ke-55. Saat itu, Bradley mendapat peluang emas di muka gawang lawan. Mendapat umpan matang dari Fabian Johnson, Bradley gagal mencetak gol lantaran tembakannya dihentikan bek Portugal, Ricardo Costa, hanya beberapa inci dari garis gawang. Alhasil, AS batal menyamakan kedudukan.
Bradley sempat menghela napas beberapa saat karena rekan-rekannya mampu menyarangkan dua gol pembalik keadaan. Hingga menit ke-93, skor 2-1 untuk keunggulan The Yanks masih bertahan. Di saat AS sudah bersiap merayakan kemenangan, Bradley malah membuat kesalahan besar kedua.
Pemain yang merumput bersama klub MLS, Toronto City, itu tidak mampu mempertahankan bola. Si kulit bundar dicuri oleh Eder dan Luis Nani. Nama yang disebut terakhir kemudian mengoper bola kepada Cristiano Ronaldo.
Sang pemain terbaik dunia lantas mengirimkan umpan silang ke kotak penalti AS dan disambut tandukan keras Silvestre Varela. Skor akhir 2-2 untuk kedua tim dan Bradley menjadi orang yang paling disorot oleh fan AS.
Kritik tajam yang menjurus ke cemoohan terus mengalir di jejaring sosial. Bradley pun membela diri.
Dia dengan tegas mengatakan bahwa blunder bukanlah satu-satunya penyebab dari gol penyeimbang Portugal. Pasalnya, Bradley kehilangan bola saat berada di daerah lawan.
“Saya selalu bermain sepenuh hati di setiap pertandingan. Namun terkadang sepak bola itu kejam. Saya pribadi tetap merasa telah bermain baik di laga ini. Tidak ada kata penyesalan dalam kamus hidup saya,” ujar Bradley seperti dilansir ESPN.