Mimpi Buruk Belo Horizonte
Brasil mengubur impian meraih gelar pertama Piala Dunia di kandang sendiri.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Brasil mengubur impian meraih gelar pertama Piala Dunia di kandang sendiri. Tim berjuluk A Seleção hancur lebur dibantai Jerman dengan skor 1-7 dalam pertandingan semifinal di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, Rabu (9/7/2014) dinihari.
Dalam kurun waktu 29 menit, gawang Brasil yang dikawal Julio Cesar sudah kebobolan sebanyak lima kali. Thomas Muller (11’), Miroslav Klose (23’), Toni Kroos (24’) (26’) dan Sami Khedira (29’).
Setelah jeda babak pertama, Der Panser menambah dua gol melalui pemain pengganti Andre Schurrle (69’) dan (79’). Sementara, gol balasan tuan rumah tercipta lewat Oscar (90’).
Hasil ini merupakan kekalahan paling telak yang dialami juara dunia lima kali sepanjang sejarah. Bagi fans Brasil, ini menambah luka setelah kegagalan meraih juara Piala Dunia 1950 usai takluk dari Uruguay di laga final yang berlangsung di Estadio Maracana.
“Saya meminta maaf kepada semua masyarakat Brasil. Saya mengetahui betapa pentingnya untuk membuat masyarakat Brasil bahagia, setidaknya karena sepak bola,” tutur David Luiz, yang dipertandingan tersebut diserahkan tanggung jawab sebagai kapten tim.
Belo Horizonte kembali menghadirkan mimpi buruk bagi tim tuan rumah. Di laga semifinal Copa Amerika 1976, tim Samba takluk 1-3 atas Peru. Itu merupakan kekalahan terakhir kandang di pertandingan kompetitif.
Sebelumnya, Brasil tidak pernah kalah dalam 41 pertandingan kandang. Terakhir, Paraguay berhasil mengalahkan A Seleção di kualifikasi Piala Dunia 2002. Ketidakhadiran bek tengah, Thiago Silva merupakan kerugian besar.
Dante, bek Bayern Munchen, menjadi titik lemah. Duetnya bersama dengan Luiz dinilai tidak padu mengantisipasi serangan Jerman. Brasil hanya melakukan empat clearances dan 46 recovered balls.
“Mereka bermain baik daripada kami. Mereka mempersiapkan dengan baik. Ini hari yang sangat menyedihkan, tetapi dari pertandingan ini kami belajar,” kata Luiz, yang saat ini telah hengkang ke Paris Saint Germain.
Masalah yang dialami Brasil di pertandingan tersebut bukan hanya lini belakang. Tetapi, juga dalam urusan menyerang. Skuat asuhan pelatih Luiz Felipe Scolari memang menguasai bola 51 persen berbanding 49 persen.
Namun, tendangan mengarah ke gawang pertama kali dilakukan pada menit 51. Sangat dirasakan tidak adanya Neymar, yang di pertandingan tersebut absen karena menderita cedera patah tulang vertebra ketiga pada punggungnya.
Terhentinya, Brasil di semifinal merupakan kegagalan keempat dari 11 penampilan. Meskipun, kecewa gagal mengulangi pencapaian membawa tim Samba meraih juara seperti Piala Dunia 2002, tetapi Scolari masih mempunyai tugas di perebutan tempat ketiga.
A Seleção akan menunggu hasil di pertandingan semifinal kedua antara Belanda menghadapi Argentina di Arena Corinthians, Sao Paulo, Kamis (10/7/2014) dinihari. Laga perebutan tempat ketiga akan berlangsung pada hari Minggu besok.
“Tidak ada satupun yang mengharapkan hasil ini. Sekarang, kami harus bekerja dan meningkatkan motivasi menjalani pertandingan perebutan tempat ketiga. Kami masih mempunyai pekerjaan mengetahui sejarang yang berlangsung,” ujar Scolari di situs FIFA.
“Hidup terus berjalan. Kekalahan bukan akhir dari segalanya. Sebagian besar pemain akan bermain di level tertinggi dan akan membela tim nasional lagi,” kata pelatih berusia 65 tahun tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.