UEFA Musim Depan Terapkan Aturan Anyar
Kekecewaan Xabi Alonso pada 2014 atau Roy Keane dan Paul Scholes pada 1999, tak akan terulang lagi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Kekecewaan Xabi Alonso pada 2014, atau Roy Keane dan Paul Scholes pada 1999, tak akan terulang lagi. Pasalnya, UEFA merevisi peraturan soal skorsing akumulasi kartu kuning untuk fase knock-out di Liga Champions dan Liga Europa.
Jika pemain seperti Alonso, Keane, Scholes, dan banyak lainnya, cuma bisa jadi penonton pada laga final akibat skorsing akumulasi kartu kuning, hal itu tak akan terjadi lagi ke depannya. Tak akan ada lagi ancaman skorsing akumulasi kartu pada final Liga Champions dan Liga Europa.
Kartu kuning, yang diterima setiap pemain sejak fase grup, akan dihapus setelah kompetisi memasuki babak perempat final.
'Menyusul rekomendasi dari Komite Kompetisi UEFA Club - untuk melaksanakan dalam kompetisi klub UEFA, aturan yang sudah berlaku di UEFA European Football Championship - Panel Darurat memutuskan bahwa, pada musim ini, semua kartu kuning dari awal babak penyisihan grup akan dihapus pada babak perempat final. Karena itu, kartu kuning tidak akan diteruskan sampai ke semifinal,' bunyi pernyataan UEFA.
Pemain yang pernah merasakan kekecewaan karean gagal tampil pada partai final kompetisi Eropa sebenarnya tak cuma Alonso, Keane, atau Scholes.
Final Liga Champions 2012 pun harus kehilangan sederet pemain kelas dunia seperti Branislav Ivanovic, Ramires, dan Raul Meireles dari kubu Chelsea, serta David Alaba, Holger Badstuber, dan Luis Gustavo dari Bayern Munchen, akibat akumulasi kartu.