Benny Dolo Ingin Pemain Positif Tatap Persaingan LSI Putaran Kedua
Ketiga pemain lokal Persija, Rahmat Afandi, Agung Supriyanto, dan Agus Salim lebih banyak menganggur di bangku cadangan.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Persija Jakarta Benny Dolo meminta anak asuhnya untuk menatap persaingan secara positif. Ketatnya kompetisi di lini depan Macan Kemayoran harus menjadi motivasi lebih bagi striker lokal yang sering "menganggur".
Komposisi lini depan Persija di putaran kedua memang terbilang berlebihan. Keberadaan dua striker asing, yakni Ivan Bosnjak dan Boakay Eddie Foday, menyempitkan peluang bermain tiga penyerang lokal.
Ketiga pemain lokal Persija, Rahmat Afandi, Agung Supriyanto, dan Agus Salim lebih banyak menganggur di bangku cadangan. Bahkan dengan kata lain, ketiganya harus bersaing menjadi pemain yang masuk daftar cadangan.
Benny Dolo lebih memercayakan duet Boakay dan Bosnjak sebagai starter di setiap laga Macan Kemayoran pada putaran kedua ini. Bahkan, kedua pemain ini kerap dimainkan bersamaan dengan mengorbankan gelandang asing Rohit Chand.
"Pemilihan pemain sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Siapa yang dalam kondisi terbaik, itu yang kita pilih. Mereka (pemain cadangan) harus bekerja lebih keras lagi bukan berarti mereka buntu," kata pelatih 63 tahun itu.
Afandi lebih banyak mendapat kesempatan bermain dibanding dua striker lainnya. Sementara Agus dan Agung harus menunggu giliran masuk daftar pemain.
Agus dan Agung bahkan kerap diplot sebagai pemain sayap antara Victor Pae dan Ramdani Lestaluhu. Persaingan ketat memang bisa berdampak positif bagi kepentingan tim. Namun, sisi lainnya bisa berakibat mandeknya prestasi pemain itu sendiri.
"Mereka harus menyerap ilmu dari striker yang lebih senior. Tidak perlu kecil hati dalam persaingan. Pasti ada tempat bagi pemain berprestasi, tapi tinggal bagaimana meningkatkan kemampuan dan mental diri sendiri," tutur Benny Dolo.
Pria yang akrab disapa Bendol itu berharap anak asuhnya memandang positif arti persaingan secara profesional. Prestasi tim harus tetap menjadi target utama.
"Kalau tim yang dibelanya berprestasi itu semua karena kerja keras pemain," ungkap mantan pelatih Arema Indonesia itu.