Levante vs Villarreal, Uji Konsistensi The Yellow Submarine
Villareal mengalami ujian berat pada musim ini. Disamping berkompetisi di La Liga, mereka juga akan mengikuti ajang Liga Europa
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Villareal mengalami ujian berat pada musim ini. Disamping berkompetisi di La Liga, mereka juga akan mengikuti ajang Liga Europa. Terakhir kali klub tersebut berlaga di kompetisi Eropa adalah pada musim 2011-2012. Namun, pada tahun itu, klub berjuluk The Yellow Submarine terdegradasi ke Segunda Division.
Laga pekan pertama kompetisi La Liga musim 2014-2015 menghadapi Levante di Estadio Ciudad de Valencia, Senin (25/8/2014) dinihari, menjadi pertanda bagaimana skuat asuhan pelatih Marcelino Garcia Toral menyikapi kompetisi ini. Pertandingan itu hanya berjarak tiga hari dari laga babak play-off Liga Europa.
Villareal mengalahkan Lokomotiv Astana 0-3 di Astana Arena di leg pertama, pada Jumat depan, giliran wakil Spanyol itu menjamu kontestan asal Kazakhstan di Camp El Madrigal. Pada akhir pekan mereka menjamu kandidat juara Barcelona.
Apabila tak menyikapi secara baik bukan tak mungkin kejadian terdegradasi dari kompetisi tertinggi di sepak bola Spanyol, La Liga, kembali terulang seperti tiga tahun lalu. Konsistensi permainan di setiap kompetisi menjadi kunci penting bagaimana Villareal menjalani musim ini.
“Tentu, ini fantastis jika kita mencapai semifinal di kompetisi Eropa. Tetapi, yang paling penting adalah bermain konsisten di seluruh pertandingan kompetisi La Liga. Kami juga tidak akan melewatkan kesempatan bermain di Copa del Rey,” ujar gelandang Villareal, Manu Trigueros seperti dilansir insidespanishfootball.
Menghadapi ketatnya kompetisi musim ini, manajemen klub Villareal, mendatangkan sejumlah pemain anyar. Mereka yaitu, Jonathan Dos Santos (Barcelona), Javier Espinosa (Barcelona B), Antonio Rukavina (Real Valladolid), Victor Ruiz (Valencia), Luciano Vietto (Racing Club de Avellaneda), dan Denis Cheryshev (pemain pinjaman Real Madrid).
Sementara itu, Levante mengindikasikan akan mengubah gaya bermain pada musim ini di bawah pelatih Jose Luis Mendilibar. Namun, perubahan ini diharapkan tidak akan mempengaruhi kinerja lini pertahanan yang pada musim lalu menjadi kunci permainan.
Les Granotes, julukan Levante, mempunyai catatan kebobolan 43 kali dari 38 pertandingan. Ini catatan terbaik kelima dari 20 klub musim lalu. Namun, tangguhnya lini pertahanan berdampak pada kinerja lini depan. Levante hanya mencetak 35 gol dan mempunyai tingkat penguasaan bola paling rendah dibandingkan tim lain (37.3 %).
Sebagai upaya meningkatkan kinerja lini depan, pelatih Jose Luis Mendilibar mendatangkan, Rafael Martins, yang mencetak 16 gol untuk klub Vitoria Setubal di kompetisi Liga Portugal. Pada musim lalu, top scorer klub, David Barral, hanya mencetak delapan gol di semua kompetisi.
Diego Marino diharapkan mampu menggantikan penjaga gawang Keylor Navas, yang hengkang ke Real Madrid. Pada musim lalu, Marino gagal menyelamatkan Real Valladolid dari jerat degradasi. Sementara, pemain lainnya, yaitu Jesus Fernandez dari Real Madrid dan Jaime Gavillan dari Getafe.
“Kami akan mempertahankan cara bermain yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, meskipun itu tidak berarti manajer akan mengubah gaya bermain, seperti memajukan garis pertahanan beberapa meter ke depan,” kata Bek Levante, David Navarro.
“Ini adalah permainan yang bagus untuk memulai La Liga dan kami ingin melakukannya secara baik di depan fans. Kami tahu sedang menghadapi lawan sulit, tetapi kami akan baik-baik saja,” katanya.