Performa Djibril Coulibaly Belum Stabil
Dari 10 pertandingan sepanjang putaran kedua, Coulibaly hanya sekali mengecap pertandingan peluit panjang berbunyi.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Grafik menit laga Djibril Coulibaly belum stabil. Dari 10 pertandingan sepanjang putaran kedua, Coulibaly hanya sekali mengecap pertandingan peluit panjang berbunyi.
Itu terjadi saat Maung Bandung menjamu Persijap Jepara. Namun, grafik menit bertanding pemain 27 itu menurun saat Persib ditantang Persik Kediri. Dia kembali ke bangku cadangan hanya enam menit sebelum pertandingan berakhir.
Toh, ia tetap sukses mencetak gol ke gawang Persijap. Pada dua laga berikutnya, Coulibaly keluar lapangan lebih awal. Dia hanya bermain sepanjang 57 menit ketika Persib melawat ke kandang Persita Tangerang.
Pemain asal Bamako Mali, itu kembali tampil dengan menit bermain yang sama saat timnya menantang Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring, Palembang. Seiring dengan itu, ia kembali absen mencetak gol. Kondisi itu tak membuat Coulibaly patah arang.
"Saya baik-baik saja sejauh ini. Saya selalu bekerja keras dan berharap bisa lebih baik di babak delapan besar," ujarnya di mes Persib Bandung, belum lama ini.
Menurut dia, pergantiannya ketika melawan Persita dan Sriwijaya karena strategi pelatih. "Itu tergantung pada sistem. Saya tak sendirian di (lini) depan. Kami memiliki para pemain bagus di lini tengah yang juga mampu melesakkan gol melalui tendangan jarak jauh seperti Makan Konate. Tak mencetak gol saat tampil dalam sebuah laga memang mengecewakan," ujarnya.
Namun, Coulibaly mengaku tak ada alasan untuk bersedih ketika tim menang. "Saya bergembira untuk kemenangan tim ini apalagi saat itu (lawan Sriwijaya), kami hanya butuh satu poin agar menempati posisi dua (klasemen wilayah barat)," katanya.
Di babak delapan besar, Persib satu grup dengan Persebaya Surabaya, tim yang punya duet striker tersubur di LSI musim ini, Kenmogne Emmanuel dan Greg Nwokolo. Keduanya mengemas 22 dan 14 gol.
Tapi Coulibaly berpendapat Persib dan Persebaya tak bisa dibandingkan. Selain karena keduanya berlaga di dua wilayah berbeda saat babak penyisihan, kedua tim juga punya strategi berbeda. "Persebaya punya sistem sendiri, kami juga demikian," ujar eks penggawa Barito Putera itu.(tom/tribun jabar)