Sepakbola Indonesia Sudah Waktunya Gunakan Rumput Sintetis
Kelangkaaan sarana dan prasarana sering dituding sebagai penyebab utama tidak kunjung membaiknya pencapaian prestasi olahraga Indonesia
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Kelangkaaan sarana dan prasarana sering dituding sebagai penyebab utama tidak kunjung membaiknya pencapaian prestasi olahraga Indonesia di pentas regional, apalagi global. Ini adalah kendala umum yang sekaligus menjadi permasalahan klasik di tingkat nasional.
Kondisi itu diperparah lagi dengan keberadaan sarana yang sudah kurang layak, terutama lapangan sepakbola, sebagai olahraga yang paling digemari masyarakat. Sebagian besar dari lapangan sepakbola yang ada di Jabodetabek, sebagai contoh, disebut-sebut memprihatinkan.
Dari sebuah data tersimpulkan, hanya sebagian kecil dari lapangansepakbola di ibukota yang bisa mendukung proses pelatihan yang baik.
Soal kondisi lapangan yang kurang baik ini, tak urung juga dikeluhkanoleh Afred Riedl, pelatih kepala Timnas Senior Indonesia. Alfred Riedl sudah sejak beberapa tahun lampau mengeluhkan kondisi lapangan untuk pelatihan Timnas Indonesia. Menurut pengamatannya, sebagai negeri yangmasyarakatnya penyuka sepakbola tertinggi di dunia, Indonesia mestinyamemiliki banyak lapangan berkualitas.
Yang lebih mengherankan Alfred Riedl, Indonesia juga termasuk negara yang sangat minim dalam hal pengadaan lapangan sepakbola sintetis.
Padahal, di banyak negara berkembang lainnya, keberadaan lapangan sintetis sudah seperti wajib hukumnya. Di Malaysia, misalnya, sudah banyak dibuat lapangan sintetis. Lapangan dengan rumputan sintetis itu tak semuanya milik Federasi Sepakbola Malaysia (FAM), akan tetapi juga institusi lain, bahkan perorangan.
Bagaimana di Indonesia? Sejauh ini, PSSI belum memilikinya. Namun, di beberapa daerah sudah ada, walau milik perorangan. Padahal, PSSI mestinya sudah sejak beberapa tahun lalu memilikinya. Pada akhir 2010, tak kurang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyetujui keberadaan lapangan sintetis untuk PSSI tersebut.
Presiden SBY yang memang sangat menyukai sepakbola kala itu tampaknya sering membaca dan mendengar keluhan Alfred Riedl terkait kondisi lapangan PSSI, yang dipakai untuk latihan Timnas PSSI. Alfred Rield yang saat itu sedang mempersiapkan timnya menghadapi Piala AFF 2010, berulangkali menyatakan jika lapangan PSSI sudah tidak layak.
Oleh karena itu, ketika Presiden SBY berkesempatan menyaksikan latihan timnya di lapangan PSSI, Senayan, dan kemudian menanyakan apa keinginannya, pelatih berkebangsaan Austria itu spontan menjawab, alangkah baiknya jika federasi memiliki lapangan sepakbola sintetis!
Keinginan itu disetujui oleh Presiden SBY. Akan tetapi, entah kenapa, hingga kini lapangan latihan PSSI tetap belum berubah. Apakah karena Timnas Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2010 tersebut, sehingga keinginan Alfred Riedl dan para pemain timnas tidak jadi diwujudkan?
Terbetik kabar jika keberadaan lapangan sintetis tersebut akan direalisasikan tak lama lagi. Menurut rencana, perubahan lapangan latihan PSSI dari rumput biasa (konvensional) ke rumputan sintetis saat ini sedang dipertimbangkan secara serius.
Tentu saja, hal ini disambut baik oleh berbagai kalangan, tak terkecuali unsur yang mewakili industri rumput sintetis itu sendiri.
"Kami siap untuk mengajukan presentasi," kata Sandy, Manajer Bisnis PT Eltama Perkasa yang memegang lisensi dari 'GreenFields', produk unggulan dari Belanda. (tb)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.