Kisah Berliku Rudy Eka: Terbaik di Level ASEAN Usai Dinyatakan Tak Lulus Oleh PSSI
Ironis memang sepakbola di Indonesia. Dinyatakan tidak lulus saat mengikuti kursus C di PSSI tetapi kemudian malah bergelar terbaik di kawasan ASEAN.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangan mudah menyerah. Modal itu yang membawa Rudy Eka Priyambada mendapat pengakuan di level Asia setelah dinyatakan tak lulus di tingkat nasional oleh PSSI.
Ironis memang sepakbola di Indonesia. Dinyatakan tidak lulus saat mengikuti kursus C di PSSI tetapi kemudian malah bergelar terbaik di kawasan ASEAN.
Itulah yang dialami Rudy Eka Priyambada. Pelatih berusia 32 tahun itu sekarang berada dalam tahap akhir mengikuti kursus lisensi A AFC di Singapura.
"Beberapa tahun lalu saya dinyatakan tak lulus oleh PSSI saat mengikuti kursus mendapatkan lisensi C. Namun saya tidak menyerah. Mendapat informasi bahwa akan ada kursus lisensi C AFC di Kota Kinabalu Malaysia, saya pun mendaftarkan diri. Alhamdulillah saya terpilih menjadi yang terbaik di level ASEAN," tutur Rudy Eka.
Sebagai yang terbaik, Rudy Eka pun mendapatkan beasiswa dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Berkat beasiswa tersebut Rudy Eka bisa mengikuti pelatihan-pelatihan bersama beberapa pelatih muda terbaik di Asia, di antaranya adalah ke Jerman dan menganalisis kejuaraan-kejuaraan level Asia di Tiongkok, Iran, dan Malaysia.
Puncak dari beasiswa AFC tersebut adalah Rudy Eka mendapatkan lisensi B AFC. "Sekarang program beasiswa dari AFC sudah tidak ada lagi," kata pelatih muda asal Jakarta itu.
Meski diakui oleh AFC dengan mendapat beasiswa, ternyata tidak mudah buat Rudy Eka untuk mendapatkan klub di Indonesia untuk dilatih. Berbekal pengakuan dari AFC, Rudy kemudian diterima untuk menjadi pelatih di sebuah negara bagian di Australia.
Kembali ke Indonesia dan sudah mengantungi lisensi B AFC, Rudy Eka dipercaya oleh PSSI untuk menjadi bagian dari tim analis timnas Indonesia U-19 kala tampil di Kualifikasi Piala AFC 2014 pada Oktober 2013 di Senayan.
Pada akhir tahun 2013, Rudy Eka mendapat kepercayaan dari Mitra Kukar untuk menjadi asisten pelatih bagi Stefan Hansson. Berkat dukungan Mirta Kukar pula Rudy Eka dapat mengikuti kursus lisensi A AFC di Singapura pada 4 Oktober sampai 22 November mendatang.
"Impian saya adalah menjadi pelatih kepala di tim ISL," kata Rudy Eka.
Impiannya tidak hanya itu. "Saya juga ingin mendapatkan lisensi AFC Pro. Dengan lisensi tersebut saya bisa mudah mendapatkan pekerjaan di negara-negara Asia," tutur Rudy Eka.