Herry Kiswanto Kirim Surat Banding ke Komisi Banding PSSI
Herry Kiswanto melakukan banding atas hukuman yang dijatuhkan Komdis Disiplin
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelatih PSS Sleman Herry Kiswanto melakukan banding atas hukuman yang dijatuhkan Komdis Disiplin (Komdis) PSSI kepada dirinya. Surat banding sudah dikirimkan hari Senin (1/12/2014).
Diberitakan sebelumnya, Herry Kiswanto dikenai hukuman seumur hidup dan denda Rp 200 Juta dalam kasus sepakbola 'dagelan' antara PS Selaman melawan PSIS Semarang, beberapa waktu lalu di kancah kompetisi Sepakbola Divisi Utama PSSI.
Sebagai pelatih kepala, pria yang akrab disapa Herkis ini dianggap terlibat langsung dalam skandal sepak bola gajah dalam laga PSS v PSIS Semarang di Stadion Sasakrida Akademi Angka-tan Udara (AAU) pada pertandingan terakhir babak Delapan Besar Divisi Utama 2014, Minggu (26/10) lalu.
Mantan pemain nasional ini mengatakan, sanksi dari Komdis ini benar-benar salah alamat. Sebab, Herkis memastikan kalau dirinya sama sekali tidak menginstruksikan Hermawan Putra Jati dan Agus Setiawan membuat dua gol bunuh diri ke gawang Super Elang Jawa (Super Elja) yang dijaga Riyono.
”Menurut saya jelas hukuman seumur hidup ini sangat tidak tepat. Saya juga sudah memberikan penjelasan pada Komdis kalau saya tidak pernah menginstruksikan pemain melakukan gol bunuh diri secara sengaja,” ungkap Herkis. .
Sosok yang sempat dijuluki mr. Clean karena hanya mendapat dua kartu kuning selama kariernya sebagai pesepakbola ini menganggap dirinya tidak punya kepentingan apa-apa menyuruh anak asuhnya melakukan gol bunuh diri.
Setidaknya perkataan Herkis dikuatkan dengan tindakannya meninggalkan bench saat melihat laga PSS dan PSIS sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya.
”Jelas sangat konyol jika saya berbuat seperti itu. Lagipula saya tidak mendapatkan keuntungan apa-apa bila mengarahkan para pemain melakukan tindakan diluar azas fair play seperti itu,” kata Herkis.
Herkis juga bercerita panjang lebar soal pilihannya meninggalkan bangku pelatih di pertengahan babak kedua.
Menurutnya mantan pelatih Persiraja Banda Aceh ini, pada pertengahan laga dirinya sudah merasa tidak enak hati melihat jalannya pertandingan. Saat PSS menguasai bola, PSIS sebagai lawan sama sekali tidak mau memberikan pressing.
Saat melihat jalannya laga seperti itu Herkis sudah merasa kalau PSS maupun PSIS akan mendapatkan sanksi minimal teguran. Dan betapa kagetnya dia, saat sudah tak berada di bench tercipta lima gol bunuh diri yang seluruhnya terjadi pada 10 menit terakhir pertandingan.
”Setelah saya mendengar ada lima gol bunuh diri saya juga kaget. Saya pun langsung menanyai pemain dan mereka pun tidak dapat berkata apa-apa,” tegasnya.
Herkis juga berharap manajemen benar-benar memper-juangkan proses bandingnya. Sebab dengan dihukum seumur hidup, hak asasinya untuk mencari makan di sepak bola tengah terenggut.
”Saya masih ingin berkecimpung di sepak bola. Untuk itu saya berharap manajemen memfasilitasi banding secara serius,” ujarnya.
Ia juga meminta agar Komding meninjau ulang hukuman yang dijatuhkan Komdis.
"Saya benar-benar berharap agar hukuman saya ditinjau ulang. Apalagi saya punya keluarga dan nafjah saya hanya di sepakbola," tutur Herkis.
Sementara itu, anggota banding PSSI, M.Nigara membenarkan Herry Kiswanto sudah mengirimkan surat banding.
"Tadi kita terima dan surat dikirim oleh mantan-mantan pemain yang kini menjadi pelatih seperti Bambang Nurdiansyah, Mundary Karya dan beberapa mantan nasional lainnya," jelasnya.
Menurut dia, Komding akan secepatnya menindaklanjuti surat banding yang dikirimkan oleh Herry Kiswanto.
"Tunggu saja," kata wartawan senior ini.