Persiwa Wamena Tetap Mainkan Pieter Rumaropen
Pieter Rumaropen dianggap ilegal, karena masih dalam masa sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Persiwa Wamena tetap akan memainkan Pieter Rumaropen di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) musim depan. Padahal pemain kelahiran Biak Numfor, Papua pada 13 November 1983 itu dianggap ilegal, karena masih dalam masa sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Salah satu klub yang mempermasalahkan itu adalah manajemen Martapura FC. Manajemen Martapura FC mengajukan keberatan atas tampilnya Pieter di laga semifinal serta 5 laga sebelum semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2014.
Martapura FC menganggap, Persiwa telah memainkan Pieter yang tidak sah yang menurut Peraturan Pertandingan PSSI melanggar pasal 42 dengan ancaman hukuman tim yang bersangkutan mendapat pengurangan nilai atau pertandingan yang dijalankan dianggap tidak ada alias WO.
Namun manajer Persiwa Wamena, Agus Santoso membantahnya. "Tidak benar itu, kami memainkan Pieter karena dia sudah disahkan oleh PT Liga Indonesia (PT LI) saat pengajuan daftar pemain pada kompetisi Divisi Utama musim ini. Jadi Pieter merupakan pemain yang sah dan legal dimainkan," kata Agus kepada Harian Super Ball, Kamis (8/1/2015).
Agus menerangkan, PT LI tidak mengeluarkan nota larangan terhadap Pieter. Jadi tidak ada masalah apa-apa lagi dengan status Pieter. "Saya juga sudah dipanggil Komdis PSSI untuk membicarakan ini. Pihak Komdis PSSI tidak memberikan keputusan apa-apa, tetapi hanya meminta keterangan terkait status Pieter. Jadi di kompetisi LSI musim depan, Pieter tetap bisa dimainkan dan dia akan menjadi bagian dari skuat inti Persiwa," terang Agus.
Agus justru mengaku heran atas protes yang diajukan Martapura. "Kenapa baru sekarang dipermasalahkan, kenapa tidak dipermasalahkan sejak awal kompetisi Divisi Utama digelar. Apa karena Martapura kalah jadi memprotes status Pieter. Padahal kami mengikuti aturan dan regulasi yang ada. Tidak mungkin kami memainkan pemain yang terkena sanksi," ujar Agus.
Agus menambahkan, pihaknya tidak mengerti dengan sanksi yang diberikan kepada Pieter oleh Komdis PSSI. "Komdis tidak menjelaskan durasi hukuman yang diberikan kepada Pieter. Tetapi yang pasti hukumannya hanya untuk satu tahun saja. Jika durasinya hanya satu tahun terhitung sejak sanksi dikeluarkan, berarti sanksi itu sudah selesai. Jadi kenapa dipermasalahkan lagi," tambah Agus.
Diberitakan sebelumnya, Pieter telah diskorsing seumur hidup oleh Komdis PSSI karena memukul wasit tahun 2013. Namun, Pieter tetap memperkuat Persiwa di kompetisi Divisi Utama 2014. Bahkan, dia menyumbang gol kemenangan yang meloloskan Persiwa ke LSI musim depan.
Perkembangan berikutnya PSSI membolehkan banding, namun kabar dari kelanjutan kasus Pieter belum sepenuhnya jelas. Jika memang banding Pieter diterima dan sanksi untuknya telah diubah atau dicabut, seharusnya PSSI memberikan keterangan yang jelas saat itu. Namun dari keterangan Agus tersiratkan, kasus Pieter sudah selesai. Apalagi saat memanggil manajemen Persiwa, Komdis PSSI tidak mempermasalahkan status dari Pieter.
"Komdis PSSI hanya meminta keterangan saja. Komdis PSSI tidak mengeluarkan larangan apa-apa terhadap Pieter di kompetisi LSI musim depan. Dengan demikian, status Pieter tidak ada masalah. Pieter tetap menjadi pemain Persiwa yang sah dan statusnya diakui oleh PT LI, selaku penyelenggara kompetisi," papar Agus.