Yeyen Tumena: Pelatih SSB Harus Bisa Menyusun Program Latihan
Yeyen mengatakan aturan yang perlu diperhatikan seperti standar lapangan, sekretariat, pengurus, jumlah siswa dan juga standar pelatih.
Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Timnas Indonesia U-14, Yeyen Tumena mengatakan maraknya sekolah sepak bola (SSB) di setiap daerah belum diimbangi dengan peraturan jelas. Akibatnya program pembinaan usia muda yang dijalani SSB belum serempak. "SSB menjamur di mana-mana tapi tidak diimbangi dengan aturan," ujar Yeyen Tumena kepada Harian Super Ball.
Yeyen mengatakan aturan yang perlu diperhatikan seperti standar lapangan, sekretariat, pengurus, jumlah siswa dan juga standar pelatih. Untuk lapangan, kata Yeyen lebih baik jika SSB memiliki sarana sendiri. Akan tetapi jika statusnya sewa pun bukan masalah. Namun durasi sewa minimal satu tahun atau enam bulan.
Terkait pelatih, Yeyen menekankan perlunya standarisasi minimal mengantongi lisensi D plus. Hal ini dibutuhkan agar pelatih bisa menterjemahkan program yang disusun PSSI di lapangan. "Standar pelatih harus punya lisensi. Sehingga bisa menyusun program pelatihannya sendiri. Nah, yang bisa bikin program itu pelatih lisensi B AFC," ujarnya.
Yeyen menegaskan jika standar pelatih yang direkrut SSB sudah mengantogi standar lisensi, maka kualitasnya bisa merata. Persaingan pelatih menjadi sehat karena ia harus menjadi pelatih yang baik untuk mencetak siswa berprestasi. Bagi siswa, kondisi ini membuat siswa tidak lagi harus loncat kanan-kiri mencari SSB juara agar berpeluang menjadi pemain hebat. "Pelatih SSB itu jadinya seperti guru. Ia bersaing keras untuk mencetak murid bertalenta agar sekolahnya dikenal," ujarnya.