Chris Ramsey: Kekalahan Ini Rasanya Sakit Sekali
Kekalahan dari Arsenal membuat QPR masuk lagi ke zona degradasi. Tugas Ramsey menyelamatkan QPR pun tambah sulit.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Kalah memang terasa menyakitkan. Apalagi jika semua upaya sudah dikeluarkan, rasanya tambah sakit. Hal inilah yang sedang dirasakan Pelatih Chris Ramsey saat ini, setelah Queens Park Rangers kalah 1-2 dari Arsenal di Loftus Park, Rabu (4/3/2015).
"Rasanya sakit sekali, dan para pemain juga merasakan hal yang sama. Saya lihat mereka telah memberikan segalanya, namun kami lemah dalam penyelesaian akhir. Kami lemah di detail," kata Ramsey.
Rangers memang bermain giras di babak pertama, dan mereka terus melakukan penyerangan. Beberapa kali Charlie Austin melakukan tembakan-tembakan yang membahayakan gawang Arsenal. Hamya saja, Austin melakukannya dari luar kotak penalti Arsenal, karena dia tak berhasil masuk ke jantung lawan. Hal ini disadari betul oleh Ramsey.
"Kami terlalu bergantung kepada Charlie. Tembakan-tembakannya tadi sangat fantastis, tapi seharusnya pemain yang lain juga menciptakan peluang," katanya.
Austin membukukan gol-nya yang ke-15 kemarin. Sampai saat ini dia adalah pencetak gol terbanyak Rangers, karena telah mencetak hampir setengah gol Rangers pada musim ini. Inilah yang dimaksud Ramsey skuatnya terlalu bergantung kepada Austin, sehingga tidak ada pemain lain yang berusaha keras seperti Austin untuk mencetak gol.
"Dia (Austin) selalu berusaha keras mencetak gol bagi timnya. Seharusnya yang lain juga begitu," ujar Austin.
Dengan kekalahan ini, QPR masuk lagi ke zona degradasi. Tugas Ramsey menyelamatkan QPR pun tambah sulit. Bahkan dia menyebut masa-masa ini QPR dalam status siaga satu.
"Sekarang kami menyalakan 'cup final mode-on'. Artinya kami seperti sedang menunggu pertandingan final. Ada semangat tapi penuh kecemasan juga. Saya sebenarnya tidak suka situasi seperi ini, karena tidak tenang, dan sakit juga," kata Ramsey.
Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Jumat (6/3/2015)