Richard Achmad Supriyanto Aktualisasikan Seni Lewat Karya Sastra
Richard ternyata sangat menyukai karya-karya sastra. Bahkan hobi seninya itu sudah dilakukan sejak SD sampai kuliah.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Supe Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Giat di sepakbola sebagai Ketua Umum Jakmania, tidak membuat membuat Richard Achmad Supriyanto melupakan hobinya di dunia seni. Pria yang menggantikan posisi Larico Rangga Mone itu, ternyata sangat menyukai karya-karya sastra. Bahkan hobi seninya itu sudah dilakukan sejak SD sampai kuliah.
"Saya mengaktualisasikan hobi di bidang seni melalui karya sastra. Saya sempat aktif di sanggar teater dan kelompok puisi. Saya juga sering ikut diskusi-diskusi yang berhubungan karya sastra, seperti puisi," kata Richard kepada Harian Super Ball, Senin (30/3/2015).
Sanggar teater yang digelutinya seperti Teater Putra Sang Fajar, Universitas Bung Karno, Jakarta sejak tahun 2000-2006. Richard pernah mendapat juuara tiga di kejuaraan baca puisi tingkat umum tahun 2003 di. Fakultas Sastra UI.
Sejak SMP sampai kuliah, Richard sempat aktif di komunitas sastra bernama Institus Bahasa. "Komunitas ini sering menggelar kegiatan, seperti bedah buku sastra, puisi, sampai menggelar perlombaan sastra," ujar Richard.
Richard beberapa kali didapuk menjadi juri perlombaan baca puisi dari tingkat SD-SMP-SMA-Umum. "Saya juga banyak mengoleksi buku-buku karya sastra dan puisi seperti karangan Chairil Anwar, Goenawan Muhamad, WS Rendra dan lain-lain," ucapnya.
Namun kesibukannya mengurus The Jakmania, membuatnya sulit meluangkan waktu untuk 'melanjutkan' hobi seninya itu. "Sekarang saya juga sedang menyelesaikan tesis saya di Universitas Muhammadiyah. Jadi sekarang saya sebagai penikmat saja. Membuat puisi untuk keponakan yang ulang tahun atau permintaan teman saja. Sampai sekarang saja saya belum sempat menyelesaikan tulisan yang diminta salah satu surat kabar di Jakarta," papar Richard.
Richard tidak malu memiliki hobi di dunia sastra atau puisi. "Ada sebagian orang yang menganggap puisi itu berisi kata-kata cengeng. Padahal justru sebaliknya. Puisi itu menggambarkan kehidupan manusia, mulai dari senang, sedih, sampai kritik sosial. Terkadang hanya melalui puisi, kita bisa mengungapkan segala perasaan dan bisa dirasakan oleh orang lain yang membaca puisi kita," tutur Richard.