Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - PSSI resmi memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015. Putusan itu diambil terkait dengan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Kompetisi LSI dihentikan terhitung 12 April 2015. PSSI beserta PT Liga Indonesia akan mencari solusi permasalahan itu pada Kongers PSSI di Surabaya, 18 April 2015.

BOPI sebelumnya dikabarkan telah mengirim surat bernomor 051/BOPI/KU/TV/2015 kepada CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono. Dalam surat itu, Persebaya Surabaya dan Arema tercantum dalam daftar klub yang tak boleh menjalani kompetisi.

Larangan itu juga didukung oleh surat dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kepada Plt Kapolri Komjen Badrodin Haiti. Pihak kepolisian diminta tidak menerbitkan izin keramaian untuk kedua klub tersebut.

Ini adalah kali ketiga ISL 2015 ditunda karena sejumlah syarat verifikasi klub-klub yang diminta oleh BOPI bermasalah. Awalnya,
pelaksanaan kick-off kompetisi itu direncanakan bergulir pada 1 Februari, tetapi ditunda dua kali pada 20 Februari dan 4 April karena masalah tersebut.

Menanggapi hal itu, pelatih Gresik United, Liestiadi mengaku kecewa. "Saya khawatir dengan semangat pemain yang bisa jadi drop, karena sebelumnya kami menunggu lama dimulainya kompetisi. Setelah dimulai ternyata kompetisi kembali ditunda. Ini jelas akan menurunkan motivasi pemain," kata Liestiadi kepada Harian Super Ball, Jumat (10/4/2015).

Liestiadi menerangkan, pihaknya sudah bangga dengan hasil dua laga perdana LSI 2015 yang bisa menyapu bersih poin, yaitu mengalahkan Mitra Kukar dengan skor 3-2 dan mengalahkan Pusamania Borneo FC dengan skor 2-1.

"Dua kemenangan itu membuat pemain lebih percaya diri menjalani laga-laga selanjutnya. Fightning spirit pun bertambah. Di saat
motivasi tim sedang bagus, tiba-tiba kompetisi ditunda. Ini akan sangat mengganggu tim," ucap Liestiadi.

Dengan keputusan mendadak ini, Liestiadi dan manajemen terpaksa mencari jalan keluar untuk mengisi program latihan selanjutnya. "Kami harus merubah program latihan kembali. Ini akan menambah biaya dan memakan waktu," ujar Liestiadi.

Meski demikian, Liestiadi tidak bisa menolak keputusan dari PSSI. "Ini sudah menjadi keputusan. Sebagai klub peserta kompetisi, kami hanya bisa mengikuti keputusan dari federasi sepakbola tertinggi di Indonesia. Namun imbasnya memang harus kami rasakan. Kami hanya bisa ikut saja," terangnya.