Penghentian Sementara ISL 2015 Bisa Ancam Periuk Nasi Ribuan Orang
banyak orang yang menjadikan sepak bola sebagai lahan untuk mengais rezeki.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan PSSI menghentikan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 untuk sementara sangat disayangkan. Pasalnya, banyak orang yang menjadikan sepak bola sebagai lahan untuk mengais rezeki.
Hal ini disampaikan oleh legenda sepakbola Indonesia, Imran Nahumarury, Jumat (10/4/2015). Imran menganalogikan sepak bola dengan pabrik yang produksinya harus tetap berjalan.
"Bayangkan jika pabrik itu berhenti berproduksi. Orang-orang yang bergantung dari pabrik jadi tidak memiliki pemasukan," kata Imran kepada Tribunnews.com.
Orang-orang yang dimaksud Imran tidak hanya pelaku sepak bola seperti pemain, pelatih, dan manajemen klub. Di luar itu ada banyak pedagang yang biasa mengais rezeki saat ada pertandingan sepak bola.
"Ribuan orang mencari makan dari sepak bola," ujar mantan gelandang Persija Jakarta tersebut.
PSSI, melalui Exco, memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi ISL 2015. Keputusan ini berdasarkan proposal yang diajukan oleh PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi.
Keputusan tersebut diambil mengingat dinamika yang terjadi terkait rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Kompetisi dihentikan terhitung sejak 12 April 2015 hingga keputusan yang akan diambil para Komite Eksekutif terpilih dari Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya, 18 April mendatang.