Cilegon United FC Dibubarkan, Kas Hartadi Kembali Urus Akademi
Kas Hartadi terpaksa kembali ke rumahnya di Solo dan kembali mengurusi akademi sepak bola yang sudah dibentuknya dua tahun belakangan.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Cilegon United FC resmi dibubarkan pada Senin (11/5/2015) malam. Seluruh pemain dan tim pelatih pun dipulangkan, termasuk pelatih Cilegon United FC, Kas Hartadi.
Mantan pelatih Sriwijaya FC itu terpaksa kembali ke rumahnya di Solo dan kembali mengurusi akademi sepak bola yang sudah dibentuknya dua tahun belakangan.
Akademi sepak bola itu bernama Akademi Football Sukoharjo. Akademi itu terletak di Jalan Cuplik, Kabupaten Tawangsari, Sukoharjo. Kas Hartadi sebagai pemilik dari akademi tersebut.
"Saya akan kembali mengurusi akademi yang sudah saya dirikan sejak dua tahun belakangan. Saya mengelola akademi itu bersama tiga pelatih," ," kata Kas Hartadi kepada Harian Super Ball, Selasa (12/5/2015).
Sebelum kompetisi dihentikan, Kas Hartadi serius bersiap mendampingi Cilegon United FC di kompetisi Divisi Utama. Sebagai tim promosi, Cilegon United FC menargetkan bisa lolos ke Liga Super Indonesia (LSI). Namun sayangnya cita-cita itu buyar.
"Semuanya kecewa, karena kami sudah menyiapkan diri sejak Januari 2015, tetapi ternyata kompetisi dihentikan. Tetapi kami tidak bisa berbaut apa-apa, karena semuanya tergantung dari keputusan dari federasi sepakbola kita," tutur Kas Hartadi.
Kekecewaan akan terobati dengan kembali mengelola akademinya itu.
"Mudah-mudahan kekecewaan tidak bisa berkompetisi bisa terobati dengan kembali mengurusi akademi saya ini. Saya memang tidak bisa jauh-jauh dari sepakbola, karena ini dunia saya. Saya akan fokus di akademi sambil menunggu kompetisi kembali digelar. Mudah-mudahan kompetisi bisa kembali digelar dalam waktu dekat," papar Kas Hartadi.
Akademi yang dibentuk Kas Hartadi itu dikhususkan untuk anak-anak SMP sampai SMA. Jumlah siswa yang dididik pun dibatasi hanya 30 orang saja. Setiap siswa yang dididiknya dikenakan biaya iuran sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
"Seluruh siswa di akademi ini akan tinggal di mes yang kami sediakan. Kebutuhan mereka untuk sekolah kami sediakan dengan bekerjasama dengan beberapa sekolah di sekitar home base akademi," jelas Kas Hartadi.
Pria kelahiran Solo itu mengaku membuat akademi itu untuk mendidik talenta muda agar bisa menjadi pemain profesional.
"Ini program jangka panjang. Pemain yang berprestasi atau memiliki talenta bagus akan kami salurkan ke klub-klub di Divisi Satu, Divisi Utama, atau Liga Super Indonesia," kata Kas Hartadi.