Liestiadi Tunggu Keputusan Manajemen Gresik United
Manajemen Gresik United sudah memberikan keterangan akan menghentikan aktifitas tim sambil menunggu kemungkinan kisruh Menpora dan PSSI selesai.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Penghentian kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015 oleh Exco PSSI membuat seluruh klub dalam kondisi mati suri, termasuk Gresik United (GU). Pelatih Gresik United, Liestiadi pun belum menentukan langkah apa-apa terkait timnya.
"Saya masih menunggu keputusan dari manajemen. Sekarang saya wait and see saja dulu. Sejauh ini manajemen belum memberikan keputusan terkait kelanjutan latihan pemain," kata Liestiadi kepada Harian Super Ball, Selasa (5/5/2015).
Liestiadi memberikan waktu untuk manajemen berpikir dalam menentukan nasib klub. Namun pihak manajemen sudah memberikan keterangan akan menghentikan aktifitas tim sambil menunggu kemungkinan kisruh antara Menpora dan PSSI bisa selesai. Sehingga kemungkinan digulirkannya kembali kompetisi masih terbuka.
"Setelah dikeluarkannya keputusan dari Exco PSSI, manajemen menghubungi saya dan mengatakan akan menghentikan sementara latihan sampai waktu yang tidak ditentukan. Tetapi manajemen belum mengeluarkan keputusan secara resmi. Untuk kepastiannya, saya masih menunggu undangan manajemen untuk menggelar rapat," ujar Liestiadi.
Jika aktifitas klub dihentikan sementara dan pemain serta tim pelatih diliburkan dalam waktu yang panjang, terang Liestiadi, tentu akan ada pembicaraan terkait gaji. Pasalnya semuanya menggantungkan hidup dari sepakbola.
"Semua ini diluar perkiraan dan bukan kesalahan dari klub. Jadi masih ada jalan keluar yang baik untuk kita. Semuanya bisa dibicarakan dan saya yakin seluruh pihak tidak menginginkan kompetisi berhenti seperti ini. Kami pun masih terikat kontrak di Gresik United," terang Liestiadi.
Liestiadi menyayangkan konflik antara Menpora dan PSSI tidak kunjung selesai. "Ini konflik interes yang merugikan semua klub, pemain, dan pelatih di Indonesia. Sangat-sangat merugikan persepakbolaan Indonesia. Seharusnya tidak sampai terjadi seperti ini, jika semua pihak yang berkonflik tidak mengedepankan kepentingan masing-masing," tuturnya.
Liestiadi menambahkan, Indonesia masih berpeluang untuk kembali menggulirkan kompetisi. Asalkan pemerintah dan PSSI bisa duduk bersama dengan semangat kebersamaan demi nasib sepakbola bangsa.
"Sulit mencari siapa yang salah dan benar. Akan lebih bijaksana jika semua pihak memikirkan masa depan sepakbola kita dan pelaku sepakbola di Indonesia. Jika dihentikan seperti ini, bagaimana cara memajukan prestasi sepakbola kita. Penghentian kompetisi memang berefek sangat luas. Masih ada waktu untuk memperbaikinya. Mudah-mudahan bisa mendapatkan jalan keluar yang baik," papar Liestiadi.