Sepakbola Sekarang juga Sudah Milik Putri Jakarta Matador FC
Dalam beberapa program yang dijalankan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jember sepak bola wanita mulai disisipkan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Dalam beberapa program yang dijalankan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jember, sepak bola wanita mulai disisipkan.
Termasuk saat menggelar workshop dan coaching clinic bersama pelatih kawakan Rahmad Darmawan, beberapa waktu lalu, untuk pelatih dan pelaku sepak bola di daerah ini.
Kendati belum memberi sesi khusus untuk pelaku dan pembina sepak bola wanita, askab setempat tidak menutup kehadiran kaum hawa dalam beberapa sesi program ini.
Puncaknya, laga eksibisi klub wanita lokal disuguhkan utuh dalam rentetan program ini.
Termasuk juga di dalamnya, Putri Jakarta Matador FC pun mendorong pembangunan sepak bola wanita dari bawah terus mendapat respon positif. Keputusan menjadikan Jember sebagai pilot project mendapat dukungan penuh dari struktur terbawah di keorganisasian federasi di tanah air ini.
Berbeda dengan klub pria yang pertumbuhan relatif monoton, terhitung dalam kurun waktu empat bulan terakhir, mulai bermunculan klub-klub yang konsen ikut meramaikan sepak bola putri.
"Klub sepak bola wanita satu hal baru di Indonesia, meski sudah dirintis sejak lama. Seiring gerakan emansipasi wanita, jika selama ini sepak bola identik dengan laki-laki, sekarang juga sudah menjadi milik wanita," ujar Yonki, Ketua Panitia Worshop dan Coaching Clinic bersama Rahmad Darmawan.
Keputusan penitia mulai memasukan unsur sepak bola wanita bukan tanpa alasan.
Bukan hanya karena perkembangan global sepak bola wanita di dunia, tapi juga setelah merasakan denyut kuat kehadiran komunitas ini di Jember.
"Jika memang animo bagus, kenapa juga tidak dikembangkan serius. Karena ini masih bagian dari PSSI, jika di level terbawah terkait kabupaten, maka harus dikolobarasikan oleh PSSI Asosiasi Kabupaten (Askab)," lanjut Yonki.
Dalam eksebisi, Putri Jakarta Matador FC berkesempatan bersua tim binaan Askab dan Universitas Muhammadiyah Jember dengan skor akhir 2-0 di Stadion Notohadi Negoro, Jember, Minggu (17/5).
Eksebisi ini menjadi stimulus positif.
Pasalnya beberapa stakeholder yang mengikuti event ini, beberapa sudah berkomunikasi akan ikut membentuk klub sepak bola wanita.
Salah satu jaringan pembina sepak bola nasional Indonesia Muda di Jember.
"Jika potensi itu ada, seluruh klub yang sedang tumbuh, dapat mengajukan project program untuk di ajukan ke Askab, untuk bersama-sama kita kembangan semangat ini," lanjut Yonki.
Berbeda dengan sepak bola pria, yang hirarki kompetisi sudah tersusun rapi, dari level Askab, Asosiasi Provinsi, hingga federasi PSSI Pusat, di kelompok sepak bola wanita masih dikatakan minim jika terlalu berat dikatakan tidak ada.
Selama ini kompetisi klub sepak bola wanita hanya bersandar pada turnamen internal komunitas, atau di level provinsi. sedang di level pusat, masih berbentuk kejuaraan nasional antar daerah.
Jakarta Matador FC klub yang awalnya hanya mengelola tim putra dengan tampil di Divisi Satu Liga Indonesia, dan menjadikan Jakarta sebagai home ground, khusus untuk program sepak bola wanita mencoba keluar meningalkan rumah dan memutuskan berhome ground di Jember, Jawa Timur.
Jawa Timur, menjadi salah satu penyumbang habitat terbanyak klub sepak bola wanita di tanah air.
Dari yang kelola lembaga pendidikan, pemerintah kota, hingga klub swasta. Dengan ini, peluang tim mendapat lawan latih tanding dan pertandingan lebih terbuka di sini.
Dengan demikian, wajar jika kini sepakbola juga milik Putri Jakarta Matador FC.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.