Kim Kurniawan Belum Dapat Tawaran Main Film saat Kompetisi Dihentikan
Sebenarnya Kim ingin mencari penghasilan lain dari bidang lain. Namun sampai saat ini belum tawaran dari siapapun.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Dihentikannya kompetisi profesional di Indonesia membuat pesepakbola menganggur, karena klub menonaktifkan aktivitas tim. Termasuk pemain naturalisasi Kim Kurniawan.
Pria yang membela Persipasi Bandung Raya (PBR) itu mengatakan, hanya bisa menunggu kompetisi digelar kembali. Kim tidak belum berniat banting setir menjadi pemain film.
"Belum ada tawaran main film lagi. Kayaknya saya sudah nggak laku main film. Oleh karena itu, saya hanya bisa menunggu sampai kompetisi bisa kembali digelar," kata Kim kepada Harian Super Ball, Selasa (9/6/2015).
Sebelumnya, pesepakbola keturunan Jerman itu membintangi dua buah film berjudul "Tendangan dari Langit" dan film omnibus "Aku Cinta Kamu" dengan sub judul "Cinta Itu Adalah" garapan sutradara Fajar Nugros.
Sebenarnya Kim ingin mencari penghasilan lain dari bidang lain. Namun sampai saat ini belum tawaran dari siapapun.
"Sebelumnya saya juga kerap main futsal, tetapi sampai hari ini tidak ada tawaran dari tim futsal manapun. Apalagi tawaran dari film, belum ada sama sekali," ucap Kim.
Sekarang yang bisa dilakukan memang hanya menunggu konflik antara PSSI dan Menpora berhenti dan kompetisi bisa kembali dilaksanakan.
"Sambil menunggu kompetisi digelar lagi, saya tetap menjaga kondisi fisik dengan latihan sendiri, baik di lapangan, jogging atau dengan fitness. Cuma itu yang bisa saya lakukan sekarang," ujar Kim.
Soal tertutupnya kran penghasilan, karena manajer PBR menghentikan sementara kegiatan tim, Kim mengaku hanya mengandalkan tabungan saja.
"Sejak tidak ada pertandingan, saya tidak dapat pemasukan, karena penghasilan saya cuma diperoleh dari sepakbola. Mau cari penghasilan lain darimana. Tawaran saja tidak ada," terang Kim.
Ketika ditanya apakah Kim berniat untuk mencoba peruntungan di klub lain di luar Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, Thailand atau negara-negara ASEAN lainnya.
"Tidak mudah untuk main di klub luar. Saya harus bersaing dengan pemain-pemain lain yang kualitasnya bisa saja lebih baik. Selain itu, untuk main di klub luar, saya memang harus terus berkomunikasi dengan manajemen klub itu, tetapi kenyataannya belum ada satu klub pun yang menawari," jelas Kim.
Kim memaparkan konflik antara PSSI dan Menpora yang berefek kepada terhentinya kompetisi. Bahkan sampai pemberian sanksi dari FIFA berpengaruh besar terhadap seluruh pelaku sepakbola.
"Akibat dari ini semua, banyak yang dikorbankan, khususnya pemain. Pekerjaan kami hanya bermain bola, kalau tidak ada pertandingan berarti kami tidak punya uang. Oleh karenanya, saya sangat berharap konflik berakhir, FIFA mencabut sanksinya, dan kompetisi kembali digelar. Jika keadaan sudah semakin membaik, kami bisa kembali ke lapangan. Keluarga juga bisa diberi nafkah," papar Kim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.