Hal yang Terjadi Saat Timnas Brasil Tak Bisa Bermain Bola dengan Perasaan Gembira
Lantas apa jadinya jika Brasil tak bisa memainkan si kulit bundar dengan perasaan gembira? Duel melawan Kolombia jadi jawabannya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Jogo Bonito alias permainan cantik merupakan kunci kesuksesan Timnas Brasil merajai lapangan hijau. Operan-operan rapat berbumbu gocekan indah sudah lama menjadi identitas Selecao.
“Brasil tak bisa pergi ‘berperang’. Kami mesti fokus terhadap kemampuan terbaik kami, yakni bermain bola,” kata pelatih Brasil, Carlos Dunga.
Lantas apa jadinya jika Brasil tak bisa memainkan si kulit bundar dengan perasaan gembira?
Duel melawan Kolombia di fase grup Copa America 2015, Rabu (17/6/2015) bisa menjawab pertanyaan tadi. Kolombia melakukan pendekatan serupa seperti sewaktu mereka kalah 1-2 dari Brasil di perempat final Piala Dunia 2015.
Los Cafeteros (Petani Kopi) meneror Brasil dengan bermain disiplin dan lugas menjurus keras. Instruksi dari Jose Pekerman, pelatih Kolombia, kepada anak asuhnya tampak jelas, yakni mematikan Neymar Jr. yang merupakan elemen terbesar jogo bonito Brasil di era Dunga.
“Kolombia tahu karakter Neymar dan mereka terus memburunya. Mereka mencoba memprovokasi dan membuatnya gugup,” tutur bek Selecao, Dani Alves.
Neymar merupakan pemain Brasil yang paling sering menerima pelanggaran tepatnya lima kali. Brasil akhirnya keok 0-1 dalam laga tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.