Rocky Bebena: Kami Ikut Pertandingan Resmi Saja
Rocky menjelaskan, untuk memaksimalkan persiapan, pihaknya harus memanggil seluruh pemain dan tim pelatih ditambah dengan masa latihan serta uji coba.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kabar mulai ada beberapa klub yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) tertarik mengikuti turnamen Piala Presiden yang akan digelar Kemenpora, ternyata tidak membuat manajemen Persipura Jayapura tergiur.
Manajemen tim yang beberapa waktu lalu menghentikan aktivitasnya tersebut mengaku, hanya ingin mengikuti turnamen atau kompetisi yang resmi.
"Kami hanya mau ikut turnamen atau kompetisi resmi yang diakui oleh AFC dan FIFA, yaitu yang digelar oleh federasi resmi, PSSI. Sedangkan turnamen itu bukan digelar oleh PSSI. Jadi sulit bagi kami untuk mengikuti turnamen yang penyelenggaranya buka pihak yang resmi sesuai aturan," kata Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena kepada Harian Super Ball, Jumat (19/6/2015).
Rocky menerangkan, jika suatu saat klub dianggap menyalahi aturan statuta PSSI dan FIFA karena mengikuti turnamen yang digelar Kemenpora, siapa yang mau bertanggungjawab.
"Dengan vakumnya kompetisi, kami sudah menjadi korban, karena tidak bisa berkompetisi dan terpaksa menghentikan aktivitas tim. Kalau ternyata kami disalahkan lagi karena ikut turnamen itu, siapa yang menanggung kerugian klub. Kami tidak mau terus menjadi korban," terang Rocky.
Jika sudah ada beberapa klub LSI yang mengkonfirmasi pada turnamen itu, Rocky tidak bisa menahannya. Itu adalah hak dari masing-masing manajemen klub.
"Silahkan saja kalau ada klub yang berniat mengikuti turnamen itu. Kami tidak mau ikut-ikutan. Kalaupun kami berniat ikut serta, harus tetap melakukan persiapan yang harus baik. Persiapan itu akan berhubungan dengan teknis dan finansial," ujar Rocky.
Rocky menjelaskan, untuk memaksimalkan persiapan, pihaknya harus memanggil seluruh pemain dan tim pelatih ditambah dengan masa latihan serta uji coba.
Manajemen juga harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Itu hal yang tidak mudah untuk disiapkan, mengingat sponsor sudah menghentikan dana dukungannya.
"Sejak tim sudah dibubarkan, sponsor sudah tak lagi memberikan dana. Bagaimana mungkin mereka tiba-tiba diminta untuk menjalin kerjasama lagi dalam waktu dekat. Maka, sulit sekali bagi kami untuk mengikuti turnamen seperti itu," jelas Rocky.
Rocky menambahkan, kalaupun timnya ikut turnamen tersebut, dia khawatir dengan psikologis pemain.
"Kami tim yang dicoret dari AFC Cup 2015, tidak bisa berlaga di event internasional, dan harus menerima sanksi dari FIFA. Ini membuat pemain emosional. Jika anak-anak ikut, akan menjadi berhaya bagi tim lawan bahkan tim sendiri. Konflik sepak bola nasional membuat psikologis pemain benar-benar terganggu," tambahnya.
Rocky meminta kepada Kemenpora untuk melihat perjuangan Persipura selama ini.
"Kami menjadikan Persipura sebagai tim perwakilan dari Indonesia yang bisa berlaga di AFC Cup penuh pengorbanan. Banyak pengorbanan yang telah kami jalani untuk membesarkan klub. Sebaiknya Kemenpora bisa melihat itu dan tidak memikirkan turnamen yang justru bisa membuat klub-klub salah langkah," tutur Rocky.
Rocky meminta kepada Kemenpora dan PSSI untuk secepatnya bertemu untuk bisa menemukan solusi terbaik untuk semua pihak, khususnya pelaku sepak bola dan klub.
"Saya tidak berpihak kepada PSSI dan Menpora, tetapi mementingkan nasib masa depan sepak bola kita. Harapan saya adalah konflik bisa segera selesai. Mudah-mudahan momen Ramadhan bisa membuat semua pihak yang terkait bisa berpikir dengan lebih jernih untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan lagi mendahulukan ego masing-masing," papar Rocky.