Yayasan Gerbang Pemuda Bantu Operasi Abdul Rahman
Yayasan ini didirikan oleh Rahmad Darmawan dan diperuntukkan bagi seluruh pesepak bola Tanah Air yang membutuhkan bantuan.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Berangkat dari keprihatinan atas banyaknya pemain sepak bola Indonesia yang dibelit cedera dan tidak ditangani dengan serius oleh klubnya, lahirlah Yayasan Gerakan Bangkit Pemain Muda (Gerbang Pemuda).
Yayasan Gerbang Pemuda didirikan oleh Rahmad Darmawan dan diperuntukkan bagi seluruh pesepak bola Tanah Air yang membutuhkan bantuan untuk menyembuhkan cedera atau penyakit yang dideritanya.
Yayasan tersebut akan membiayai operasi atau pengobatan yang semestinya menjadi tanggung jawab klub yang mengikat pemain yang cedera atau sakit tersebut.
"Misalnya soal rencana operasi Abdul Rahman (Lestaluhu, penyerang Persija Jakarta). Kami sudah punya kesepakatan dengan Persija. Biaya operasinya kami tanggulangi dulu dan nantinya klub menggantinya sebagai bentuk tanggung jawab mereka kepada pemainnya," kata Rahmad kepada Harian Super Ball.
Abdul merupakan salah satu pilar Persija yang tidak ditangani dengan serius oleh manajemen Macan Kemayoran. Dokter tim ibu kota, Nanang Tri Wahyudi, telah merekomendasikan Abdul naik meja operasi akibat dibelit cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) sejak Desember 2014.
Namun, hingga kini manajemen Persja belum menindaklanjuti saran yang disampaikan Nanang.
Sebelumnya, Yayasan Gerbang Pemuda telah mendampingi Mohammad Nasuha, mantan pemain Cilegon United yang menderita cedera kista baker di belakang lutut. Bantuan yang diberikan kepada bek berusia 30 tahun itu bersifat personal.
Bantuan untuk Nasuha bersifat personal karena kontrak dia dengan Cilegon berakhir pada 2014, ketika cederanya kambuh. Pada kasus ini, Nasuha berkewajiban mencicil biaya operasi dan kemudian dananya akan digunakan untuk menyembuhkan pemain lain.
Peristiwa cedera patah kaki yang dialami Alfin Tuasalamony pun masuk daftar pemain yang akan dibantu Yayasan Gerbang Pemuda.
Namun, itu jika hasil penggalangan dana yang dilakukan Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) dan solidaritas The Jakmania belum mencukupi untuk menutupi biaya operasi gelandang kelahiran Tulehu, Maluku, 22 tahun lalu.
Rahmad berharap yayasan yang digagasnya ini bisa menjadi sinyal positif bagi pemain dan klub untuk lebih memahami hak dan kewajibannya masing-masing, termasuk menyertakan poin penanganan cedera.
Baca Juga di HARIAN SUPER BALL, Selasa (30/6/2015)