Imam Nahrawi: Reshuffle? Terserah Bapak Presiden
Apalagi dalam berbagai kejadian, Imam Nahrawi sering tidak satu suara dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Misalnya terkait langkah banding
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Miftah Faridl/Surya
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi menggelar Open House di kediamannya di Desa Kedung Cangkring, Kecamatan, Jabon Sidoarjo, Selasa (21/7/2015).
"Silakan. Mumpung masih Lebaran, saya minta maaf kalau ada salah dan khilaf," ujarnya kepada tamu yang datang, termasuk tetangga-tetangganya.
Politisi asal PKB itu tidak ewuh ketika tamunya mengajak diskusi masalah sepakbola dan berbagai isu lainnya termasuk reshuffle.
"Soal bola kami maju terus. Dalam waktu dekat Kemenpora tetap akan menggulirkan kompetisi, baik itu liga, devisi utama sampai kelompok umur," ujarnya.
Kompetisi ini digelar agar pemain sampai staf klub bisa mendapatkan kembali penghasilan pasca kompetisi PSSI dihentikan. Kompetisi di bawah naungan
Tim Transisi tersebut akan mengedepankan aturan yang berlaku, termasuk aspek profesionalitas klub, tanpa harus melalui PSSI.
Dia tidak ingin kompetisi yang bergulir kualitasnya sama dengan kompetisi yang dihentikan dulu. "Mulai dari pemain sampai klub harus komitmen memperbaiki kualitas. Harus fair dan jujur kalau ingin kita maju. Jangan sampai ada praktik sepak bola gajah, pengaturan skor yang mencederai nilai sportivitas," kata Imam.
Disinggung masalah reshuffle, Imam hanya tersenyum. Sosok Imam yang dinilai nekat membekukan PSSI hingga berbuah sanksi FIFA, diprediksi sejumlah kalangan sebagai target pergantian menteri.
Apalagi dalam berbagai kejadian, Imam Nahrawi sering tidak satu suara dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Misalnya terkait langkah banding yang diambil Kemenpora atas kekalahan dalam sidang PTUN yang diajukan PSSI.
"Reshuffle? Terserah Bapak Presiden. Saya hanya kerja, kerja dan kerja," katanya.