Leo Saputra: Manajemen Persija Disarankan Lengser
Para petinggi Macan Kemayoran harus lapang dada untuk melengserkan diri jika tidak sanggup membangkitkan prestasi Bambang Pamungkas dkk.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Leo Saputra angkat bicara soal kinerja manajemen Persija Jakarta. Menurutnya, para petinggi Macan Kemayoran harus lapang dada untuk melengserkan diri jika tidak sanggup membangkitkan prestasi Bambang Pamungkas dkk.
"Jika tidak sanggup mengangkat prestasi Persija, mereka (manajemen) harus turun. Tidak ada toleransi lagi. Bagaimanapun, harus ada konsekuensi profesional maupun moral dari manajemen," kata Leo yang dijumpai Super Ball di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Kasus penunggakan gaji yang akrab terjadi sejak 2011 hingga 2015, dianggap menjadi bukti kegagalan kepemimpinan Ketua Umum Persija Ferry Paulus.
Kemerosotan prestasi Tim Jingga dalam kurun empat tahun terakhir, merupakan imbas dari ketidakmampuan manajemen mengelola keuangan klub.
Pernyataan tegas Leo bukan tanpa sebab. Ia pun salah satu korban kebobrokan manajemen Persija di musim 2011-2012. Pemain kelahiran Pangkal Pinang itu pun memilih hengkang bersama Bambang Pamungkas, Ramdani Lestaluhu, dan Alan Martha, karena tidak dilunasi haknya.
Leo akhirnya bergabung dengan Persita Tangerang pada musim 2013, sementara Bambang memutuskan vakum dari sepak bola selama semusim. Adapun Ramdani dan Alan hijrah ke Sriwijaya FC. Belakangan, Bambang dan Ramdani rela kembali ke pangkuan Ibu Kota.
"Klub-klub internal jangan takut kehilangan pemimpin. Pasti ada sosok yang lebih baik dari manajemen yang ada saat ini. Rasanya tidak mungkin kalau tidak ada orang yang tertantang untuk menangani klub sebesar Persija. Kasihan warga Jakarta yang punya loyalitas besar terhadap Persija," ujar pria kelahiran Pangkal Pinang itu.
Seperti diketahui, manajemen kembali menunggak gaji pemain di musim 2015. Hak-hak pemain selama empat bulan (Januari-April) belum dilunasi. Bahkan, sebagian pemain pun mengaku belum menerima uang muka dari nilai kontrak.
Pihak pengelola klub pun resmi memutuskan kontrak pemain dan ofisial sejak Mei 2015. Namun, status pemain belum dibubarkan atau dianggap masih terikat kerja dengan Persija.
Di lain pihak, manajemen sudah mendaftarkan Persija sebagai peserta Piala Presiden 2015. Tetapi, hingga kini belum ada sosialisasi secara resmi kepada pemain dan ofisial.
"Kami masih menunggu kepastian dari promotor Piala Presiden. Karena percuma kita bikin program latihan dan sebagainya kalau izin dan sponsor belum jelas," kata Asher, belum lama ini.
Manajemen berjanji akan menggelar rapat internal guna membahas proses pelunasan gaji dan nilai kontrak baru. Setelah dua pekan mengalami penundaan, manajemen kembali berencana menghelat pertemuan pemain dan ofisial setelah mendapatkan hasil positif dari managers meeting yang digagas promotor Piala Presiden, Mahaka Sports and Entertainment.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.