Timnas Albania Buktikan Diri Bukan Pembual
Pasukan de Biasi menyingkirkan Denmark yang lebih diunggulkan untuk mendampingi Portugal lolos dalam kualifikasi tersebut.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Albania, Gianni de Biasi sempat menjadi bahan tertawaan saat mengumandangkan keyakinan negaranya bisa lolos ke Piala Eropa 2016.
Ketika ia menggaungkan optimismenya itu tiga tahun lalu, sejumlah pengamat, kritis, bahkan anak asuhnya sendiri hanya menganggapnya sebagai pembual yang gemar menebar lelucon kering.
Tapi kini, semua yang menertawakannya jadi berbalik menghormati de Biassi. Kemenangan atas Armenia 3-0 di Yerevan kemarin, mengantarkan mereka untuk kali pertama mereka lolos kualifikasi Piala Eropa setelah keluar sebagai runner up grup I, dengan mengumpulkan 14 angka dari empat kali menang, dua kali imbang, dan dua kali kalah.
Pasukan de Biasi menyingkirkan Denmark yang lebih diunggulkan untuk mendampingi Portugal lolos dalam kualifikasi tersebut.
“Jelas, ini kesuksesan terbesar. Saya bahagia mendapat tiket langsung Piala Eropa 2016, ” ujarnya dikutip football-Italia.net.
Pikirannya melayang jauh ke belakang. Tiga setengah tahun silam, saat pertama kali dipercaya duduk di kursi pelatih, menurut pria Italia itu, tak ada yang mempercayai ucapannya bahwa Albania akan tampil di panggung utama Piala Eropa 2016.
Nyaris mustahil apabila Albania dengan materi pemain seadanya mendapat keistimewaan di ajang empat tahunan paling bergengsi di seluruh penjuru Eropa. Tradisi harus diakui membuat mental anak asuhnya jadi sedemikian pesimistis menatap masa depan.
Di laga pertama kualifikasi, de Biasi lantas mulai membuktikan ucapannya. Secara mengejutkan mereka mampu mengalahkan Portugal 1-0 pada 8 September 2014.
Empat laga selanjutnya Albania tercatat sebagai tim satu-satunya di grup I yang tak terkalahkan. Mereka berada di posisi kedua klasemen sementara.
Namun, dua kekalahan beruntun dari Portugal dan Serbia di leg kedua membuat posisi mereka kemudian melorot ke posisi tiga. Tapi keberuntungan berpihak kepada mereka. Denmark di luar dugaan ditahan imbang Armenia, tim terlemah di grup tersebut.
Denmark gagal mempertahankan posisi kedua setelah takluk dari Portugal. Sementara Albania mendapatkan tambahan tiga angka setelah menang 3-0 dari Armenia.
Mereka unggul dua angka dari Denmark yang melorot di posisi ketiga. Kemenangan pasukan de Biasi tak lepas dari permainan efektif yang ditunjukkan anak asuhnya.
Pemain Albania merayakan kemenangan tersebut dengan suka cita. Pemain dan staf pelatih yang duduk di pinggir lapangan bangkit berdiri. Mereka melompat kegirangan. Talk terkecuali de Biasi.
Tapi ia menolak jemawa. De Biasi menyebut Erjon Bogdani, asisten pelatih dan Paolo Tramezzani, bekas asistennya turut berkontribusi atas keberhasilannya mengantarkan Albania lolos ke putaran final.
“Kami membuat semua rakyat Albania bahagia. Ini adalah momen paling memberikan kepuasan dalam hidup saya,” katanya.