Suporter Sriwijaya FC Kecewa Cuma Dijatah 5 Ribu Tiket
Dirinya mencontohkan bagaimana hak supporter Persipura di final ISL 2014 yang dimainkan di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tahun lalu.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kelompok suporter Singa Mania mengaku kecewa dengan adanya pembatasan pembelian tiket bagi pendukung Laskar Wong Kito dalam partai puncak, Sriwijaya FC (SFC) vs Persib Bandung di Gelora Bung Karno, Minggu (18/10) pukul 18.00 mendatang.
Menurut, Ketua umum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori, kebijakan yang diambil Mahaka dinilai timpang bila dibandingkan dengan Persib Bandung.
“Pernyataan CEO Mahaka bahwa Persib mendapat jatah tiket 30 ribu, sementara SFC hanya 5 ribu sangat kami sesalkan. Seharusnya jika sudah berbicara mengenai partai final, maka kedua tim mendapat hak yang sama dan tidak ada perbedaan. Apakah karena secara geografis Persib diuntungkan sehingga punya jatah lebih banyak,” keluhnya, kemarin.
Dirinya mencontohkan bagaimana hak supporter Persipura di final ISL 2014 yang dimainkan di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tahun lalu.
“Meski kita semua tahu, bahwa jumlah mereka tidak akan sebanyak bobotoh, namun tidak ada pernyataan bahwa mereka dibatasi. Indonesia bukan hanya milik Jawa saja, namun dari Sabang sampai Merauke. Pada akhirnya meski pendukung Persib yang mendominasi, namun kehadiran pendukung Persipura tetap diakomodir, sekarang mampukah hal yang sama juga dilakukan oleh Mahaka,” tegasnya.
Dibeberapa akun sosial pun mengaku kecewa karena kebijakan tersebut. Seperti, beberapa akun sosmed SFC di dunia maya pun membuat tagar#SumateraJugaIndonesia.
“Sebagai finalis, tentu kami juga punya hak yang sama untuk mendukung tim kebanggaan SFC selama 90 menit nanti. Menang dengan terhormat, dan kalaupun hasilnya berbeda, biarkan kami pulang dengan kepala tegak,” ungkap Ariyadi.
“Kami menyadari bahwa memang ada potensi konflik yang timbul saat laga final ini digelar di GBK, karena bukan rahasia umum lagi bahwa hubungan bobotoh selaku suporter Persib Bandung dengan Jakmania selaku tuan rumah tidak harmonis, namun itu bukan kapasitas kami untuk mengomentarinya. Yang kami sesalkan pihak penyelenggara seolah mengabaikan bahwa ada satu lagi finalis yang akan bermain di partai puncak itu,” tambah Eko.(Candra Okta Della/Sriwijaya Post)