Rombongan Bobotoh dari Bandung Berangkat dengan Kawalan Ketat Polisi
Bus bobotoh berangkat dari kawasan Gedung Sate dan Gasibu Kota Bandung yang membiru sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rombongan pertama bus bobotoh bertolak sekitar pukul 10.00 WIB menuju Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta dengan pengawalan polisi dari Polda Jabar, Minggu.
Bus bobotoh berangkat dari kawasan Gedung Sate dan Gasibu Kota Bandung yang membiru sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi.
Ribuan bobotoh tumpah ruang di kawasan itu untuk diberangkatkan menuju Jakarta guna menyaksikan final Piala Presiden 2015.
Iring-iringan bus yang mengangkut bobotoh bergerak melintasi Jembatan Pasopati Bandung, Jalan Pasteur dan selanjutnya masuk tol menuju Jakarta.
Setiap bus selain dikawal oleh kendaraan milik polisi, juga ditempatkan anggota polisi yang melakukan pengawalan untuk menjamin keamanan bobotoh.
Selain dari kawasan Gedung Sate dan Gasibu, pemberangkatan bobotoh juga dilakukan dari sejumlah titik di Kota Bandung seperti Tegalega, Batunggal, Polda Jabar, Cikutra, Sukajadi, Cibeureum, Majalaya, Soreang, Padalarang dan Cimahi.
Rombongan bobotoh juga bergerak dari sejumlah kabupaten-kota di Jabar menuju Jakarta, termasuk dari Cirebon dan Indramayu. Masing-masing bus rombongan bobotoh dikawal oleh polisi.
Teknis pemberangkatan bobotoh Bandung menuju Jakarta dilakukan dengan pengamanan ketat menyusul adanya penolakan dari suporter di Jakarta. Polda Metro Jabar, Kodam Jaya, Polda Jabar dan Kodam Siliwangi berkoordinasi melakukan pengamanan partai final yang akan digelar Minggu (18/10) malam ini.
Antusiasme bobotoh untuk menonton pertandingan cukup besar, mereka rela mengantri tiket untuk bisa berangkat ke Jakarta melalui beberapa agen pemesanan tiket di Kota Bandung.
Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil hingga turun tangan untuk memastikan keberangkatan bobotoh ke Jakarta berlangsung aman dan tertib tanpa insiden.
"Bobotoh ke Jakarta untuk menonton final Piala Presiden, bukan untuk hal yang lain, dan saya minta agar bobotoh tidak terprovokasi," kata Ridwan Kamil.