Jafri Sastra Berharap Denyut Nadi Sepak Bola Indonesia Tetap Dijaga
Jafri bersyukur diberikan kesempatan bertanding. Dengan demikian, pemain dan pelatih memiliki aktivitas, walau hanya 'sebentar'
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra mengatakan, timnya sudah mencapai target. Namun dirinya sebenarnya sangat ingin membawa Mitra Kukar ke partai final Piala Presiden 2015.
"Secara tim, kami memang sudah melebihi target. Awalnya hanya ditargetkan lolos ke delapan besar tapi ternyata bisa lanjut ke semifinal. Akhirnya espektasi bisa lolos ke final, tetapi ternyata kami hanya bisa sampai ke semifinal. Ya, sepertinya rejeki kami sampai di sini saja," kata Jafri kepada Harian Super Ball.
Jafri menuturkan, capaian ke empat besar sudah membuat pihaknya bangga. Pasalnya Naga Mekes, julukan Mitra Kukar tidakk dijagokan untuk sampai bisa mengakhiri turnamen yang digelar Mahaka Sports and Entertainment itu di peringkat empat.
"Saya tetap bangga dan mengapresiasi performa tim, karena sebagai tim yang tidak diunggulkan, justru kami berhasil membuat kejutan dengan lolos ke empat besar. Meski hanya di peringkat empat, tetapi anak-anak telah menunjukan kerja keras dan semangat yang sangat tinggi," tutur Jafri.
Mitra Kukar memang gagal mengakhiri turnamen di peringkat tiga setelah dikalahkan Arema dengan skor 0-2 di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, Sabtu (17/10/2015).
"Secara pribadi, saya agak kecewa karena gagal ke final dan hanya bisa mendapat peringkat empat. Tetapi saya bersyukur, karena Mitra Kukar menunjukan kualitasnya dibanding tim-tim lain yang gagal ke semifinal," ujar Jafri.
Meski demikian, Jafri bersyukur, karena diberikan kesempatan bertanding. Dengan demikian, pemain dan pelatih memiliki aktivitas, walau hanya 'sebentar'.
"Dengan turnamen kemarin, potensi pemain bisa diakomodir. Banyak pemain dan pelatih yang akhirnya bisa bekerja kembali. Ini kesempatan yang sangat baik di saat vakumnya kompetisi," ucap Jafri.
Oleh karena itu, Jafri berharap akan ada turnamen-turnamen lanjutan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pihak swasta.
Dengan begitu, denyut sepak bola bisa dijaga sampai konflik antara Menpora dan PSSI selesai.
"Sebenarnya harapan kami adalah bisa main di kompetisi resmi, seperti Liga Super Indonesia (LSI) atau Divisi Utama. Namun harapan itu tergantung dari selesainya konflik. Oleh karena itu mudah-mudahan bisa digelar kembali turnamen seperti ini, sehingga aktivitas sepakbola nasional bisa terus dilakukan," terang Jafri.