Prancis vs Jerman: Lahir Kembali
“Perjalanan ini masih sangat panjang, namun target saya adalah bermain di Piala Eropa,”
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Laga persahabatan antara Prancis melawan Jerman di Stade de France, Sabtu (14/11) dini hari menjadi momentum bagi sejumlah pemain kedua tim untuk lahir kembali.
Laga ini merupakan kesempatan bagi Hatem Ben Arfa, Andre-Pierre Gignac, Julian Draxler, dan Mario Gomez untuk merebut hati pelatih masing-masing demi kesempatan bermain pada Piala Eropa 2016.
Hatem Ben Arfa akhirnya kembali bergabung dengan tim nasional Prancis. Winger 28 tahun itu terakhir kali bermain untuk Les Blues pada laga penyisihan grup Piala Eropa 2012 melawan Swedia, 19 Juni 2012.
Sejak itu Hatem Ben Arfa tidak pernah mendapat panggilan untuk bergabung dengan tim nasional. Penyebabnya adalah sikap Ben Arfa yang kontroversial.
“Sungguh membanggakan dan terhormat bisa kembali ke Clairefontaine setelah absen tiga tahun. Saya menikmati setiap momennya dan berharap bisa berlanjut. Ini adalah buah dari kerja keras saya,” ungkap mantan pemain Newcastle United itu di laman resmi FFF, fff.fr.
Pelatih Ben Arfa di klubnya sekarang, Nice, Claude Puel, memiliki peranan besar atas hal ini. Menurut Ben Arfa, Puel merupakan sosok yang membantu dia kembali ke Les Blues. Puel membantu Ben Arfa berkembang sebaik mungkin.
“Perjalanan ini masih sangat panjang, namun target saya adalah bermain di Piala Eropa,” kata Ben Arfa.
Andre-Pierre Gignac juga pemain yang kembali bergabung dengan tim nasional Prancis. Penyerang 29 tahun itu terakhir kali memperkuat Les Blues pada pertandingan persahabatan melawan Swedia, 18 November 2014.
Saat ini Pierre Gignac bermain di liga Meksiko bersama Tigres UANL. Dari 23 pemain yang dipanggil Didier Deschamps untuk menghadapi Jerman dan Inggris, hanya Pierre Gignac yang bermain di luar Eropa.
“Pemanggilan ini menunjukkan pilihan saya bermain di Meksiko tidak salah. Liga Meksiko selalu diremehkan. Setelah bermain di Copa Libertadores dan mencapai babak final, itu cukup untuk pemanggilan kembali, bukan?” kata Gignac dilansir AFP.
Kesempatan Ben Arfa dan Pierre Gignac untuk bermain pada laga ini sangat besar. Deschamps tidak memanggil Mathieu Valbuena dan Karim Benzema karena skandal seks.
Ben Arfa bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Valbuena di lini tengah, sedangkan Pierre Gignac bisa mengisi posisi Benzema di lini depan.
Di kubu Jerman, pelatih Joachim Low memanggil dua muka lama, yaitu Julian Draxler dan Mario Gomez. Draxler, gelandang serang VfL Wolfsburg, terakhir kali memperkuat Jerman pada pertandingan babak kualifikasi Piala Eropa 2016 melawan Republik Irlandia, 14 Oktober 2014.
Laga ini menjadi momentum bagi Draxler untuk menjawab kepercayaan Low. Untuk laga melawan Prancis dan Belanda, Low tidak memanggil Toni Kroos dan Mesut Ozil, dua pilar Jerman di jantung permainan.
“Saya sangat senang bisa terpilih karena sudah lama sejak saya berada di sini. Pemanggilan dari pelatih menunjukkan dia melihat saya sedang kembali ke performa yang bagus,” ujar pemuda 22 tahun itu dikutip oleh Four Four Two.
Mario Gomez lebih lama absen membela Die Mannschaft. Penyerang yang sedang menjalani masa peminjaman di klub Turki, Besiktas, itu terakhir kali membela Jerman pada pertandingan persahabatan melawan Argentina, 13 September 2014.
Karier Gomez di tim Panser belakangan ini termasuk berat. Pemilik 60 cap itu hanya tampil tiga kali setelah bermain pada lima pertandingan Jerman di Piala Eropa 2012.
“Saya berada di jalur yang tepat setelah tahun-tahun berat dan saya senang ketika pelatih tim nasional memanggil saya. Prancis merupakan tim yang sangat kuat, punya ambisi besar untuk menjuarai Piala Eropa tahun depan,” ujar Gomez dilansir AFP.