Raphael Maitimo Jadi Pembeda di Persija Jakarta
Maitimo gelandang 30 tahun itu menjadi pembeda di skuad Macan Kemayoran saat menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR)
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Keputusan Persija Jakarta untuk memboyong Raphael Maitimo di Piala Jenderal Sudirman (PJS) merupakan langkah tepat.
Gelandang 30 tahun itu menjadi pembeda di skuad Macan Kemayoran saat menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR), Kamis (19/11/2015).
Maitimo yang diturunkan sejak menit pertama tampil dominan di antara para personel Ibu Kota lainnya.
Sumbangan satu gol dan assistnya kepada Emmanuel "Pacho" Kenmogne mengantarkan Persija sukses meraih kemenangan 2-0 atas PBR.
Pemain tim nasional Indonesia hasil naturalisasi dari Belanda itu menjadi pelepas kebuntuan tim Macan Kemayoran yang miskin kreativitas, terutama di babak pertama.
Akselerasi Maitimo di sektor sayap kiri berhasil mengecoh tiga pemain PBR sebelum melepaskan umpan mendatar akurat yang berhasil di manfaatkan Pacho di pengujung babak pertama (45+1').
Ini menjadi satu-satunya peluang mengarah ke gawang dari empat percobaan yang dilakukan anak-anak Jakarta sebelum jeda turun minum.
Kehadiran dua pemain senior, Dedi Hartono dan Muhammad Ilham, masing-masing menggantikan Pandi Ahmad dan Aldi Al Cahya di paruh babak pertama berhasil meningkatkan intensitas serangan Persija.
Persija terpaksa tampil lebih dominan dari sisi sayap untuk menghindari penumpukan gelandang yang diterapkan tim asuhan Pieter Huistra.
Kehadiran Dedi dan Ilham terbukti menjadi solusi ampuh untuk menerobos barikade pertahanan berlapis PBR.
Meski menang, gawang Persija yang dikawal Andritany Ardhiyasa pun tak lepas dari ancaman. Agresivitas serangan PBR yang didominasi pemain muda cukup merepotkan lini tengah Tim Jingga.
Sedikitnya tiga peluang emas The Boys Are Back mampu diantisipasi dengan baik oleh Andritany.
Meski menang, namun Ismed Sofyan dkk harus kembali berbenah. Terutama menyangkut koordinasi antarlini dan ketenangan dalam membangun serangan yang masih jauh dari maksimal.
Banur, sapaan Bambang Nurdiansyah, harus meningkatkan grafik permainan tim asuhannya jika tak mau tersingkir dari fase Grup A.
Pasalnya, Ismed Sofyan dkk sudah dinanti Sriwijaya FC (25/11) dan Arema Cronus (28/11).