Beckham: Skandal FIFA Sangat Menjijikkan!
David Beckham (40), menyebut skandal korupsi yang menyelimuti seluruh badan organisasi FIFA sebagai hal yang menjijikkan
Laporan Wartawan Juara.Net Fajar Muhammad Jufri
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Legenda sepak bola Inggris, David Beckham (40), menyebut skandal korupsi yang menyelimuti seluruh badan organisasi FIFA sebagai hal yang menjijikkan dan harus segera ditangani secepatnya.
Eks ikon tim nasional Inggris yang telah bermain dalam tiga ajang Piala Dunia (1998, 2002, 2006) ini mengakui bahwa dirinya sangat terkejut dengan skala skandal korupsi dalam tubuh organisasi sepak bola dunia tersebut.
Presiden FIFA, Sepp Blatter, dan Presiden UEFA, Michel Platini, masing-masing menjalani hukuman selama 90 hari.
Sementara itu, tim penyelidik kriminal dari Swiss telah diluncurkan untuk menyelidiki kasus suap tentang pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang jatuh ke tangan Russia dan Qatar tersebut.
Eks pemain Manchester United, Real Madrid,m dan Paris Saint-Germain ini juga menginginkan agar skandal tersebut segera terselesaikan, meski membutuhkan waktu yang tak sebentar.
"Situasi ini sangat berantakan sehingga akan membutuhkan waktu cukup lama untuk membereskannya," ujar Beckham dilansir The Sun.
"Bagi saya yang terlibat dalam sepak bola, skandal ini sangat menyedihkan dan menjijikkan," ujar pemilik tendangan bebas akurat tersebut lebih lanjut.
Beckham, yang merupakan bagian dari tim delegasi Inggris dalam kampanye untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, melihat dengan mata kepala sendiri berlangsungnya pemilihan tersebut.
Ada beberapa permintaan untuk pemilihan ulang tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, lantaran 16 dari 24 anggota komite yang hadir pada saat itu telah menjalani hukuman atau sedang dalam proses penyelidikan.
Menurutnya, Piala Dunia Qatar 2022 merupakan keputusan paling kontroversial. Ajang tersebut harus dilangsungkan pada musim dingin karena risiko suhu yang bisa mencapai 50 derajat celsius pada musim panas dapat mempengaruhi pemain dan fans.
Kendati demikian, Beckham berpikir bahwa kedua turnamen tersebut harus tetap diselenggarakan di negara-negara yang telah terpilih.
"Entah korup atau tidak, negara tersebut telah terpilih. Orang-orang harus menerimanya," ujar Beckham.
"Ini tentang membawa sepak bola ke negara baru. Mereka harus tetap dengan keputusannya. Mereka akan berhasil menjalankannya," ujarnya lebih lanjut.