Taktik Kotor Felipe Scolari Bisa Buyarkan Impian Barcelona
Sebutannya di Brasil adalah pelatih "mata-mata" yang artinya kurang lebih adalah "berjuang atau mati sekalian".
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Guangzhou Evergrande bukan lawan enteng bagi Barcelona untuk meraih gelar juara Piala Dunia antar klub.
Juara Asia yang dilatih mantan arsitek Brasil, Luiz Felipe Scolari ini melaju ke babak semifinal setelah secara mengejutkan menekuk juara zona Concacaf dari Meksiko, America 2-1 akhir pekan lalu.
Kendati wibawa Scolari runtuh setelah Brasil dipermak Jerman 1-7 di semifinal Piala Dunia 2014 lalu, namun ia tetap pelatih yang disegani. Ia pun dikenal sebagai pelatih spesialis untuk partai dengan sistem knockout.
Sebutannya di Brasil adalah pelatih "mata-mata" yang artinya kurang lebih adalah "berjuang atau mati sekalian".
Big Phil, sebutannya, akan merasa lebih nyaman karena sekarang menyandang status sebagai under-dog. Dengan status tersebut, ia akan merasa lebih "sah" untuk menghentikan pergerakan lawan dengan berbagai cara.
Scolari memang dikenal sebagai pelatih yang suka bertahan, dan juga bermain keras yang menjurus kasar.
Dikutip dari Eurosport.com, di masa lalunya dalam liga Brasil yang brutal, ia bahkan kerap mengkritik pemain yang membiarkan lawan lewat tanpa menekelnya.
Taktik kotor lainnya adalah membuang bola jauh-jauh untuk mengacaukan konsentrasi saat lawan menyerang.
Saat Scolari memimpin Brasil mengalahkan Spanyol 3-0 di final Piala Konfederasi 2013, mereka melakukan 26 kali pelanggaran, yang kebanyakan dilakukan di area tengah.
Hebatnya, para penggawa Scolari saat itu melakukannya dengan cara terbilang halus hingga tak diganjar satu kartu kuning pun.
Taktik seperti itu kemungkinan akan diterapkannya untuk mengimbangi Barca yang tampil minus Neymar yang cedera.
Guangzhou diperkuat mantan penyerang Real Madrid, Robinho, dan mantan pemain Tottenham Hotspur, Paulinho, serta sejumlah pemain Samba lainnya.
Dikombinasikan dengan pemain lokal bertalenta, dan diramu dalam strategi defensif plus serangan balik, Scolari sukses mengibarkan kejayaan Guangzhou.
Sejak melatih di sana Juni lalu, Guangzhou tercatat 24 kali berlaga tanpa kalah --totalnya 28 kali tanpa kalah sejak Mei. Dan sukses menyandang dua gelar juara, Liga Tiongkok, serta Liga Champions Asia.
"Kami sudah melakukan segala cara untuk bisa sampai ke babak ini melawan Barcelona. Kami tahu kami tim kecil, tapi saya pikir kami bisa melakukan sesuatu. Saya ingin para pemain percaya, mereka bisa mengalahkan Barcelona. Kenapa tidak?," ujarnya.
Gelandang Barcelona, Sergio Busquets menyadari ancaman dari tim lawan.
"Mereka tim berbahaya. Mereka punya Scolari, dan sejumlah pemain Brasil. Mereka pasti menyiapkan kejutan, dan bertanding penuh motivasi melawan kami," ujarnya mewanti-wanti.
Partai semifinal lain mempertemukan juara zona Amerika Selatan, River Plate melawan juara Liga Jepang, Sanfrecce Hiroshima yang digelar kemarin (16/12) sore.