Van Basten Ajak Dua Legenda Sepak Bola Ambilalih FIFA
Komite Etik FIFA telah menjatuhkan sanksi larangan aktif di sepak bola selama 90 hari kepada Presiden Sepp Blatter dan Wakil Presiden Michel Platini
Laporan Wartawan Juara.Net Nugyasa Laksamana
TRIBUNNEWS.COM, BELANDA - Mantan pemain tim nasional Belanda, Marco van Basten, mengajak dua legenda sepak bola asal Inggris dan Portugal, Gary Lineker dan Luis Figo, untuk membereskan segala persoalan yang terjadi di tubuh FIFA.
Sebelumnya, Komite Etik FIFA telah menjatuhkan sanksi larangan aktif di sepak bola selama 90 hari kepada Presiden Sepp Blatter dan Wakil Presiden Michel Platini terkait adanya dugaan korupsi.
Vonis kedua orang tersebut akan diputuskan oleh Komite Etik FIFA pada Senin (21/12/2015). Namun, apapun hasil dari keputusan tersebut, Van Basten tetap bersikeras bahwa Blatter dan Platini harus ditendang keluar dari FIFA.
Van Basten pun berharap dirinya dan kedua rekannya sesama mantan pesepak bola, Lineker dan Figo, dapat mengisi jabatan di FIFA, serta memperbaiki internal organisasi demi kebaikan sepak bola.
"Kita harus menyingkirkan geng itu (Blatter dkk) dari FIFA," ujar Van Basten, seperti dikutip dari The Mirror, Sabtu (19/12/2015) waktu setempat.
"Mereka semua beracun. Itulah sebabnya mengapa mereka harus pergi. Kemudian saya, Luis Figo, serta Gary Lineker perlu mengambil alih organisasi," kata eks bomber AC Milan dan Ajax Amsterdam itu.
Van Basten menyatakan bahwa FIFA membutuhkan orang-orang berkompeten yang dapat menjalankan roda organisasi dengan cara yang bersih.
"Sejauh ini, sudah ada sekitar 30 orang yang telah ditangkap. Lalu, berapa lagi yang akan menyusul," sindir Van Basten terhadap FIFA.
Lineker merupakan pemain legenda Inggris yang mengawali kariernya di Leicester City. Dia juga tercatat pernah membela Barcelona dan Tottenham Hotspur pada era 1980-an hingga 1990-an.
Figo adalah eks pemain Real Madrid, Barcelona, dan Inter Milan yang sempat mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA pada Mei 2015. Namun, dia memutuskan mundur karena merasa pemilihan berjalan tak adil.