Serie B Gelar Pertandingan di Libur Natal Penonton Membludak Serie A Libur
Rumput tetangga tampak lebih hijau. Apakah orang-orang Italia iri melihat apa yang terjadi di Inggris?
Editor: Toni Bramantoro
Ada juga yang mengatakan kalau tim nasional Inggris mau berprestasi tinggi di turnamen besar pada musim panas, maka kompetisi di Inggris mesti diliburkan pada periode Natal dan pergantian tahun untuk menyegarkan kondisi para pemain Tim Tiga Singa.
Jika demikian, kenapa Serie A juga mesti menggelar Boxing Day seperti di Inggris?
Capuano berpendapat, sudah istirahat pada periode Natal dan Tahun Baru, tim nasional Italia tetap babak belur di turnamen (Piala Dunia 2014). Ia jelas mendukung ide tak perlu ada libur kompetisi.
Perdebatan mengenai Serie A libur atau tidak pada periode Natal sudah ada sejak lama.
Asosiasi pesepak bola di Italia selalu menentang ide menggulirkan kompetisi pada periode liburan. Asosiasi menyatakan bahwa para pemain membutuhkan waktu istirahat selama kompetisi.
Tidak semua yang terlibat dalam permainan di Serie A menolak bertanding pada periode Natal.
Setelah Napoli memainkan pertandingan terakhir pada tahun 2015, melawan tuan rumah Atalanta dengan hasil menang 3-1 pada 20 Desember, pelatih Maurizio Sarri menentang kompetisi diliburkan hingga 6 Januari.
Karena Natal, para pemain diliburkan dari kegiatan latihan hingga 27 Desember.
"Saya menentang tujuh hari istirahat. Tidak ada olah ragawan yang diam selama tujuh hari. Orang-orang dari dunia pertunjukan tidak pernah berhenti. Para fan memiliki waktu luang lebih banyak, ini adil buat mereka," ujar Sarri.
"Saya lebih suka tidak berhenti, seperti yang dilakukan di Inggris atau yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Serie B. Saya memiliki pengalaman di Serie B. Pada awalnya semua orang melawan, tapi mereka kemudian menyadari bahwa itu keputusan yang tepat,"lanjutnya.
Boxing Day atau pertandingan setelah Natal di Inggris adalah sebuah tradisi. Kata Paolo Di Canio, orang Italia yang pernah berkarier di Premier League baik sebagai pemain maupun manajer, Boxing Day bukan hanya tradisi, melainkan juga sebuah bisnis.
"Orang Inggris berhasil menggabungkan tradisi dan modernitas. Boxing Day adalah Natal bagi sepak bola. Melalui televisi dan kebijakankebijakan di stadion, Boxing Day juga menjadi sebuah bisnis," ujar Di Canio di La Gazzetta dello Sport.
Serie A tidak memiliki tradisi demikian. Daya jual Serie A di pasar paling potensial, yaitu Asia, juga masih kalah dari Premier League.
Muncul juga pertanyaan, apakah Serie A memiliki konten-konten yang menarik seperti di Boxing Day Premier League jika akhirnya memutuskan menggelar pertandingan pada periode liburan Natal?
Penulis: Riemantono Harsojo/Tabloid Bola