Serie B Gelar Pertandingan di Libur Natal Penonton Membludak Serie A Libur
Rumput tetangga tampak lebih hijau. Apakah orang-orang Italia iri melihat apa yang terjadi di Inggris?
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Rumput tetangga tampak lebih hijau. Apakah orang-orang Italia iri melihat apa yang terjadi di Inggris?
Yang jelas para pengamat dan penulis sepak bola di Italia tidak bisa berdiam diri melihat keriuhan di stadion-stadion sepak bola di Inggris pada periode liburan Natal dan Tahun Baru.
"Kenapa di Italia sepak bola berhenti saat Natal?". Demikian judul artikel yang dibuat Mattia Fontana di situs Eurosport versi bahasa Italia.
Sementara itu, media olah raga utama di Kota Torino, Tuttosport, membuat judul artikel yang menyindir Serie A Italia setelah jumlah penonton Serie B di laga-laga periode liburan Natal, 23 dan 27 Desember, meningkat.
"Serie B, ledakan penonton saat Natal, sementara Serie A tidur". Sejak tahun 2012, Serie B memang meniru sepak bola Inggris. Orang Italia menyebutnya, "Boxing Day Serie B".
Ternyata tifosi klub-klub Serie B tidak menolak pertandingan pada periode liburan Natal. Data jumlah penonton Boxing Day Serie B tahun ini menjadi bukti.
Seperti dilaporkan Tuttosport, jumlah total penonton di stadion pada 11 pertandingan pekan ke-20 (23 Desember) mencapai 87.359 penonton.
Angka tersebut meningkat 3,5 persen dari jumlah total penonton pekan ke-19 (19 Desember). Sementara itu, jumlah penonton pada pekan ke-21 (27 Desember) mencapai 79.436.
Angka itu lebih banyak 20 persen dari rata-rata jumlah total penonton setiap pecan selama putaran pertama Serie B 2015/16.
Melihat sambutan positif terhadap Boxing Day Serie B, jurnalis Giovanni Capuano pun mendesak Serie A untuk mencoba mengikuti langkah Serie B karena hasilnya terbukti positif.
"Sulit untuk mengubah sesuatu di divisi teratas, tetapi model tiruan dari Inggris memberikan hasil positif juga di Italia," tulis Capuano di Panorama.it.
Serie A meniru Boxing Day Premier League?
Bukankah hal tersebut bertentangan dengan apa yang sekarang diyakini beberapa manajer dan pengamat di Inggris?
Kata mereka, para pesepak bola di Inggris butuh istirahat seperti para pemain di Jerman atau Italia.