Cari Uang, Liverpool Patenkan Jargon 'The Normal One'
Liverpool sudah lebih dari 25 tahun, sejak musim 1989-1990, berpuasa tak mencicipi indahnya menjadi juara Premier League.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS – Liverpool sudah lebih dari 25 tahun, sejak musim 1989-1990, berpuasa tak mencicipi indahnya menjadi juara Premier League.
Fakta menyedihkan tersebut, praktis berimbas pada pemasukan The Reds.
Alhasil, Liverpool kekinian harus pintar-pintar mencari sumber dana lain guna tetap mampu bersaing sebagai tim elite di tanah Britania raya.
Termutakhir, salah satu usaha tersebut adalah, mengajukan hak paten atas jargon fenomenal pelatih kepala baru mereka—Juergen Klopp—yakni: “The Normal One”.
Seperti dilansir media berpengaruh di Inggris, Telegraph, Liverpool sudah mengajukan surat permohonan agar jargon yang dilontarkan secara spontan Klopp pada Oktober 2015 itu memiliki kekuatan hukum tetap.
Tidak main-main, Liverpool memohonkan jargon tersebut dipatenkan di bawah yuridiksi hukum Eropa.
Tercatat, masih menurut Telegraph, surat permohonan tersebut sudah diajukan Liverpool pada 19 Oktober 2015, selang 10 hari setelah Klopp melontarkan jargonnya itu.
Bila permohonan itu dikabulkan, maka Liverpool mendapat hak eksklusif untuk memakai jargon “The Normal One” pada beragam produk pernak-pernik yang bakal diproduksi dan dijual.
Untuk diketahui, jargon "The Normal One" dilontarkan Klopp saat kali pertama menggelar jumpa wartawan, setelah ditunjuk menjadi Manajer Liverpool menggantikan Brendan Rodgers.
"Saya tak ingin anda (wartawan) mendeskripsikan jati diri saya. Apalagi, jika ada seseorang di antara kalian yang memercayai saya bisa membuat keajaiban di sini (Liverpool). Biarkanlah saya bekerja, karena saya hanya the normal one," tegasnya kala itu.
Jargon "the normal one", diucapkan Juergen Klopp untuk menandingi pernyataan kontroversial Jose Mourinho yang juga membuat jargon saat kali pertama jumpa pers setelah jadi manajer Chelsea tahun 2004, yakni "The Special One".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.