Penyelenggara Euro 2016 Antisipasi Serangan Teroris
Di antaranya dengan menggelar laga tanpa penonton, atau penundaan laga jika ada sinyal ancaman teroris.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pihak panitia penyelenggara (panpel) Euro 2016 menyiapkan berbagai cara untuk mengantisipasi kemungkinan serangan teroris saat hajatan akbar ini digelar 10 Juni-10 Juli mendatang.
Di antaranya dengan menggelar laga tanpa penonton, atau penundaan laga jika ada sinyal ancaman teroris.
Formula tersebut disusun pihak UEFA menyusul upaya serangan bom bunuh diri ke stadion Stade de France saat digelar uji coba Prancis kontra Jerman, November lalu. Saat itu bom meledak di luar stadion. Serangan acak lainnya saat itu menyebabkan 130 warga tewas.
Sepekan setelahnya, uji coba Jerman kontra Belanda dibatalkan hanya beberapa jam sebelum kickoff setelah polisi menerima ancaman bom di sekitar Stadion Hannover.
Di Prancis, pemerintah memberlakukan keadaan darurat sejak tragedi penyerangan teroris itu pada 11 November yang diperpanjang sampai 26 Mei, atau hanya dua pekan sebelum digelarnya Piala Eropa pada 10 Juni.
100 hari jelang Piala Eropa bergulir yang jatuh Rabu (2/3) kemarin, pihak UEFA bersama pemerintah Prancis merumuskan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terulangnya kembali teror.
"Sangat mungkin laga ditunda dengan pertimbangan keamanan atau karena adanya serangan teroris," ujar Direktur Turnamen UEFA, Martin Kallen dikutip dari Associated Press.
"Jika ada isu keamanan, kita juga sangat mungkin menggelar laga tanpa penonton. Ini untuk menghindari risiko terjadinya evakuasi penonton yang jumlahnya puluhan ribu, dan pastinya menyulitkan," katanya.
Kendati terkesan menyeramkan, namun ia menegaskan sejauh ini tak ada sinyal bakal adanya kembali serangan teroris. "Kita berharap itu tak terjadi, dan kita sudah mempersiapkan pengamanan sangat maksimal," ujar Kallen.
Selama 32 hari, 51 partai akan digelar di 10 stadion berbeda. Dengan penyebaran lokasi seperti itu, pihak panpel kesulitan jika harus mengecek satu persatu penonton yang masuk ke stadion.
"Tapi pihak ekeamanan sudah melakukan pengecekan berlapis sebelumnya, mulai dari bandara, atau stasion kereta," tuturnya.
Pihak panpel juga mewaspadai serbuan dari para hooligans, pendukung Inggris yang cenderung brutal. Mereka mengendus, kemungkinan hampir setengah dari pendukung Inggris akan datang tanpa punya tiket pertandingan.
Tiga tim dari Inggris Raya yakni Inggris, wales, dan Irlandia Utara lolos dan ini membuat fan mereka bakal membajiri Prancis.
Survei yang digelar di Inggris memperlihatkan, dua dari tiga fan, atau sekitar 57 persen, akan datang ke Prancis tanpa punya tiket pertandingan.
Mereka rencananya akan menonton di fan zones, atau coba membeli langsung di stadion. Sekitar 10 persen di antaranya akan menonton di bar, atau di pub.
Saat Piala Dunia di Jerman sepuluh tahun lalu, tercatat hampir 100 ribu fan dari Inggris Raya datang. Kebanyakan mereka menggelar kemah di berbagai tempat, dan menonton laga cukup dari fan zones karena tak sanggup membeli tiket pertandingan.