Gagal ke Final, Pelatih Arema Salahkan Aturan di Semifinal
Faktor regulasi turnamen di babak semifinal menjadi sorotan pelatih Arema, Milomir Seslija.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Arema Cronus gagal masuk ke babak final turnamen Piala Gubernur Kaltim.
Di pertandingan semifinal berpola trofeo Rabu (9/3/2016) malam tim Singo Edan hanya mampu merebut satu kemenangan dan sekali kalah sehingga tersisih.
Faktor regulasi turnamen di babak semifinal menjadi sorotan pelatih Arema, Milomir Seslija.
Milomir menilai faktor regulasi pertandingan di Bumi Borneo itu salah satu penyebab kegagalan Arema melaju ke final.
Ia menyebut terhentinya langkah Arema seharusnya tidak terjadi jika regulasi yang ditetapkan panitia jelas dan sesuai nilai-nilai sportifitas.
Milo, panggilan Milomir, menganggap regulasi trofeo terkesan menyudutkan Arema.
“Kami kecewa dengan regulasi semifinal, ini lucu karena tentu saja semua tim yang lawan Arema akan bermain bertahan dan sebisa mungkin cari peluang di adu penalti,” ungkap Milo seperti dikutip situs resmi Arema Cronus.
Di pertandingan semifinal yang dijalankan dengan konsep trofeo, 3X45 menit, tim Singo Edan harus menghadapi dua lawan dalam satu grup sekaligus. Arema menghadapi Persiba Balikpapan dan Madura United masing-masing satu babak, 45 menit.
Di laga babak pertama Arema unggul 1-0 atas Persiba Balikpapan dengan waktu normal 45 menit. Kemudian Cristian Gonzales dan kawan-kawan harus bermain imbang 0-0 di waktu normal 45 menit saat menghadapi Madura United. Karena draw di waktu normal laga dilanjutkan dengan adu penalti, dan hasil akhir Arema kalah 1-4.
Milo menilai timnya secara statistik lebih unggul karena mampu menang lewat pertandingan di waktu normal saat menundukkan Persiba. Tapi pola penentuan pemenang dalam pola trofeo semifinal telah ditetapkan sebelum laga berlangsung.
Terlepas dari kekecewaannya pada regulasi, Milo menyatakan bahwa pemainnya bermain bagus dengan determinasi tinggi. “Pemain sudah bermain baik, mereka banyak ciptakan peluang,” tandas pelatih asal Bosnia itu.(Dyan Rekohadi/Surya)