Supriyono Mantan PSSI Primavera ini Ingin Pesepakbola Muda Kuasai Teknik yang Benar
Mantan pemain Timnas Indonesia, Supriyono kini mengamalkan ilmu sepakbolanya melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) pribadinya yang diberi nama Mutiara Prim
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan pemain Timnas Indonesia, Supriyono Prima kini mengamalkan ilmu sepakbolanya melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) pribadinya yang diberi nama Mutiara Primavera.
"Murid-muridnya baru di level usia 13 dan 15 tahun. Saat ini, SSB saya terdaftar sebagai peserta kompetisi Liga Bola di Halim,” ungkap Supriyono yang mengaku SSB yang dikelolanya itu sudah memasuki tahun kedua.
Diakuinya, dalam membina para siswa SSB, pria kelahiran Salatiga, 8 Agustus 1975 itu bukan berorientasi kepada prestasi.
"Saya tertarik mendidik pemain muda agar mengerti teknik bermain sepak bola yang benar. Jadi, lewat SSB ini, saya mengungkapkan kegalauan akan kemampuan para pemain muda Indonesia,” tuturnya.
Agar ilmu sepakbolanya tidak diragukan oleh kalangan lain, Supriyono pun kini sudah mengantongi lisensi kepelatihan C Nasional.
Meski sudah memiliki linsensi kepelatihan, mantan pemain Primavera seangkatan dengan Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti dan Yeyen Tumena ini mengaku belum tertarik untuk melatih klub besar yang bermain di Liga Super Indonesia.
”Saya sementara ini konsentrasi di Level grassroot, karena di level ini adalah basic regenerasi pemain senior. Saya nyaman di situ,” selorohnya.
Selain kesibukannya sebagai pelatih SSB, mantan bek sayap tim nasional era Primavera dan Pelita Jaya itu kini sering tampil di layar kaca sebagai komentator pertandingan sepak bola.
Awal merintis komentator sepakbola dimulai pada 2010. Dalam menjalani peran sebagai komentator, Supriyono tidak hanya fokus di sepak bola Indonesia. Tapi juga sepak bola Eropa.
Awalnya, diakuinya peran tersebut sangat sulit belum lagi harus melawan demam panggung saat berada di depan kamera. Namun lambat laun, rasa grogi itu terkikis oleh rasa percaya diri yang tinggi.
Supriyono mengaku menemui kesulitan saat memandu pertandingan sepak bola Indonesia.
"Data klub Indonesia sulit didapat. Berbeda dengan klub Eropa. Tapi, saat ini, banyak klub Indonesia yang mulai maju,” tutur mantan penghuni Diklat Salatiga itu.
Supriyono yang sudah menginjak usia 41 tahun itu kabarnya bakal memandu ajang Piala Eropa 2016 Perancis.
Sukses di arena lapangan hijau sudah dijalaninya, kini mantan Persib Bandung itu pun sudah merasakan sedikit kesuksesannya di bidang bisnis kuliner yang berbasis pada ayam. Yang jelas Ayam Goreng milik Supriyono sudah mulai dikenal luas di kota Kembang.
Saat memulai karir di dunia kuliner itulah, Supriyono dituntut bisa mengolah masakan.
"Saya harus tau belanja di mana dan spesifikasi resepnya apa saja,” jelasnya.