TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Real Madrid punya sejarah buruk dalam hal membalikkan ketertinggalan agregat di kompetisi Eropa. Namun demikian, Real Madrid punya sejarah bagus membalikkan kedudukan di Santiago Bernabeu.

Oleh karena itu, Pepe, bek Real Madrid, berharap tuah Santiago Bernabeu ketika menghadapi VfL Wolfsburg pada pertandingan leg kedua babak perempat final Liga Champions, Rabu (13/4).

Madrid kalah 2-0 dari Wolfsburg di leg pertama perempat final Liga Champions.

Dalam sejarah keikutsertaan Real Madrid di kompetisi Eropa, mereka mampu membalikkan kekalahan di leg pertama sebanyak 22 kali.

Real Madrid gagal 16 kali, termasuk lima kekalahan terakhir. Terakhir saat menghadapi Juventus di babak semifinal Liga Champions musim lalu.

Namun demikian, Los Blancos punya sejarah membalikkan defisit besar leg pertama. Real Madrid pernah melakukan ini saat menghadapi Derby County pada babak kedua Piala Champions 1975/76.

Waktu itu Real Madrid kalah 4-1 pada leg pertama di kandang Derby County. Real Madrid kemudian balik meraih kemenangan 5-1 pada leg kedua di Santiago Bernabeu.

Selanjutnya Real Madrid mengalami hal serupa saat menghadapi RSC Anderlecht (babak ketiga Piala UEFA 1984/85). Real Madrid kalah 3-0 pada leg pertama di Belgia,namun sanggup menang 6-1 pada leg kedua di kandang.

Terakhir, Real Madrid mampu menang 4-0 di kandang setelah kalah 5-1 pada leg pertama saat menghadapi Borussia Monchengladbach pada babak ketiga Piala UEFA 1985/86.

Skuat asuhan Zinedine Zidane mendapat momentum untuk mengulang sejarah mereka. Real Madrid dalam posisi tertinggal agregat 2-0 dari VfL Wolfsburg. Real Madrid harus meraih kemenangan lebih besar dari 2-0 dan 2-1 untuk menyingkirkan klub Jerman tersebut.