Didier Drogba Terlibat Kasus Penggelapan Dana Sosial
Daily Mail tergelitik melakukan penyelidikan terhadap Didier Drogba Foundation, karena melihat betapa mewahnya kegiatan malam amal yayasannya
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Didier Drogba sedang digoyang skandal mengejutkan.
Yayasan sosial bentukan mantan striker Chelsea ini disebut-sebut melakukan penggelapan dana bantuan, yang seharusnya disalurkan ke Afrika.
Skandal ini diungkap oleh Daily Mail, yang melakukan investigasi terhadap Didier Drogba Foundation sampai ke Pantai Gading, negeri asal Drogba.
Temuan Daily Mail ini lantas ditindak lanjuti oleh Komite Kegiatan Sosial (Charity Commission) Inggris, dengan melakukan penyelidikan resmi.
"Kami di komite memiliki aturan yang jelas, dan kami mendengar beberapa isu yang muncul. Salah satu perhatian kami adalah pemberian informasi yang salah kepada para donatur," kata David Holdsworth, Kepala Operasi Komite Kegiatan Sosial, yang diwawancara Daily Mail.
Daily Mail menyebutkan, mereka tergelitik melakukan penyelidikan terhadap Didier Drogba Foundation, karena melihat betapa mewahnya kegiatan malam amal yang dilakukan yayasan sosial tersebut.
Perhelatan malam amal terakhir, pada 18 April 2015 di Dorchester Hotel, dihadiri sejumlah selebritas di Inggris. Pihak yayasan lalu mengakui bahwa kegiatan pengumpulan dana yang mereka gelar selalu berhasil mengumpulkan dana sampai 300.000 poundsterling.
Berawal dari rasa tergelitik itu, Daily Mail menghitung dana yang dikumpulkan Didier Drogba Foundation, selama 5 tahun mereka menyelenggarakan malam amal di Inggris, dan menemukan angka 1,7 juta poundsterling.
Penyelidikan lalu dilanjutkan ke Abidjan, kota di Pantai Gading, untuk melihat hasil sumbangan masyarakat Inggris.
Namun, di negara Afrika itu mereka hanya menemukan sebuah bangunan baru, yang disebut-sebut sebagai rumah sakit yang dibangun yayasan tersebut, namun bangunan itu masih kosong melompong.
Penyelidikan lebih diintensifkan, dan dari wawancara dengan Didier Drogba Foundation di Abidjan mereka memperoleh informasi bahwa dana yang disalurkan ke negara itu sebesar 14.000 poundsterling selama 5 tahun. Nilai itu hanya sekitar 0,8 persen dri 1,7 juta poundsterling.
Yayasan di Abidjan itu juga mengungkapkan bahwa gedung itu akan difungsikan sebagai klinik kesehatan, bukan rumah sakit seperti rencana awal, karena mereka baru menyadari bahwa mengoperasikan rumah sakit sangat sulit.
Daily Mail lalu mewawancarai petugas keamanan bagunan baru itu, dan mereka menyatakan bangunan itu hanya berkapasitas 10 tempat tidur.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Jumat (15/4/2016)