TRIBUNNEWS.COM - Manajemen Arema Cronus mengaku kesal terhadap permainan kasar yang terjadi pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC). General Manajer Arema Cronus, Ruddy Widodo, menyindir perilaku kasar pada laga ini.

"Di grup saya sudah beri sindiran halus. Saya katakan penonton pertandingan Arema semalam enak, karena tonton sepakbola bonusnya laga pencak silat," ujar Ruddy Widodo, kepada suryamalang.com, Rabu (4/5/2016).

Ruddy mengaku tidak melayangkan protes secara formal kepada perangkat pertandingan akibat insiden tersebut.

“Secara formal kami tidak menyampaikan protes, tapi secara informal tentunya sudah kami sampaikan."

Ruddy menyebut pertandingan Arema melawan Persiba sudah menjadi sorotan banyak pihak. Beberapa pihak seperti pemain, pelatih dan manajer tim lain banyak yang sudah menyampaikan simpati bagi Arema karena banyak pemainnya yang cedera.

Arema Cronus mengalami krisis pemain setelah menjalani laga pembuka ajang ISC melawan Persiba di stadion Kanjuruhan, Minggu (1/5/2016).

Tiga pemain Arema mengalami cedera di babak pertama pertandingan. Bahkan dua pemain di antaranya harus diganti.

Syaiful Indra Cahya menjadi pemain pertama Arema yang harus ditarik keluar karena cedera. Syaiful dinyatakan tidak bisa melanjutkan pertandingan setelah mendapat perawatan dari terapis tim.

Syaiful digantikan Beni Wahyudi pada menit 25. 13 menit kemudian giliran Dendi Santoso yang tidak bisa bangun setelah dilanggar di pertahanan Persiba.

Pemain bernomor punggung 41 itupun harus ditandu meninggalkan lapangan dan digantikan Sunarto di menit 43.

Di waktu berdekatan, Christian Gonzales juga harus menepi setelah berbenturan dengan pemain Persiba, Antonio Teles di menit 40. El Loco yang mengeluhkan bagian lengannya sempat mendapat perawatan di luar lapangan.

Pencetak gol kedua dipertandingan perdana itupun tidak melanjutkan pertandingan di babak kedua. El Loco digantikan Gustavo Giron sejak awal babak kedua.